Ketika pemerintahan Amerika memutuskan untuk menyerbu Panama, salah satu perhitungan mereka adalah bagaimana meminimalisasi jatuhnya korban bagi para prajuritnya. Umumnya prajurit Amerika yang diterjunkan ke medan perang Panama telah diberi tahu bahwa dalam peperangan mereka akan menghadapi prajurit profesional. Untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar, CIA dan militer pun bekerjasama yang kemudian menghasilkan strategi tempur untuk menggempur Panama adalah melalui taktik perang psikologis.
Taktik perang psikologis adalah secara terus menerus memberitahu kepada militer dan rakyat panama bahwa Operation Just Cause merupakan operasi militer untuk menangkap Noriega dan antek-anteknya dan bukan merupakan perang untuk menguasai wilayah. Demi menimbulkan efek kejut, tulang punggung serbuan Amerika ke Panama kemudian dititikberatkan kepada pasukan payung 82nd Airbone Division yang bertugas menguasai fasilitas vital di Panama. Sementara pasukan darat yang telah berhasil memasuki kota Panama melaksanakan perang psikologis dengan cara menyebar pamflet serta informasi melalui pengeras suara yang memberi informasi sebaiknya PDF tidak melawan.
Untuk menangkap Noriega, militer AS mempercayakan tugasnya kepada pasukan khusus Navy Seal karena pasukan khusus itu selain mahir bertempur juga mengerti diplomasi dan politik. Strategi perang psikologis ini ternyata lancar. Noriega berhasil diringkus dalam kondisi hidup, Panama bisa diarahkan AS untuk menjadi negara antinarkoba serta lebih demokratis.
Sumber : majalah Angkasa.
2 komentar:
bahasan menarik
artikel menarik, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com
Posting Komentar