Subscribe:
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 November 2013

INDONESIA DISADAP, KENAPA HERAN?



Akhir-akhir ini, pemberitaan di media massa yang sedang menghangat salah satunya adalah isu penyadapan Amerika terhadap Indonesia melalui Australia yang di bocorkan oleh mantan kontraktor agen  National Security Agency (NSA), Edward Snowden yang kini berada di Rusia karena meminta perlindungan pada pemerintah Rusia  atau Suaka. Snowden sebenarnya sudah membocorkan rahasia inteligen Amerika  beberapa tahun yang lalu, namun tidak banyak begitu menarik respon pemerintah Indonesia karena belum ada informasi yang merugikan Indonesia. Rentetan dari masalah Indonesia disadap ketika Snowden membocorkan isu penyadapan AS kepada Negara-negara anggota G20 saat forum tersebut berlangsung di Vladivostok, Rusia. Kemudian berlanjut pada penyadapan Duta besar Indonesia di  London, Inggris. Sampai penyadapan langsung pada Handphone Presiden SBY dan beberapa pejabat tinggi Indonesia lainnya oleh NSA yang membuat “marah“  Presiden SBY. Akan tetapi kemarahan SBY tidak semarah Kanselir Jerman  Angela Merkel dan Presiden Brazil yang terlebih dahulu disadap secara langsung memprotes keras bahkan Brazil membatalkan pembelian pesawat tempur dari Amerika sebagai ekspresi kekecewaan atas penyadapan itu.
Munculnya bocoran kawat diplomatik AS pertama kali disebarkan oleh Surat kabar Inggris Guardian yang terbit di London dan surat kabar Amerika Washington Post mengungkapkan bahwa seorang warga Amerika berusia 29-tahun yang bekerja sebagai kontraktor pada badan keamanan nasional Amerika, atau NSA, adalah orang yang membocorkan rahasia pemantauan hubungan elektronik yang dilakukan oleh badan intelijen Amerika itu yang kemudian dikutip oleh banyak media massa di seluruh  dunia termasuk TVone. Menurut laporan surat kabar itu, pengungkapan identitas dan nama Edward Snowden itu dilakukan atas permintaannya sendiri. Surat kabar Guardian mengutip Snowden mengatakan, “Tujuan saya hanyalah untuk memberi tahu rakyat Amerika tentang hal-hal yang dilakukan atas nama mereka, dan tindakan-tindakan yang akan merugikan mereka.”
Laporan-laporan yang dimuat harian Guardian dan Washington Post dalam seminggu terakhir mengungkapkan adanya dua program pemantauan yang dijalankan pemerintah Amerika.   Pertama adalah program pemantauan hubungan telpon ratusan juta rakyat Amerika tiap hari, guna menciptakan suatu database  untuk melihat apakah ada tersangka terroris di luar negeri yang menghubungi orang di Amerika. Sementara yang kedua adalah program yang diberi nama PRISM yang memungkinkan NSA dan FBI untuk secara langsung menyadap sembilan jaringan internet Amerika untuk mengumpulkan data tentang  penggunaan saluran elektronik itu, termasuk penyadapan audio, video, foto dan email, dan untuk mengetahui informasi apa saja yang dicari orang. Tujuannya adalah untuk mencari kegiatan-kegiatan yang mencurigakan yang datang dari luar negeri.
Awalnya pemerintah Indonesia tidak menganggap serius semua bocoran whistleblower itu walaupun sebenarnya pemerintah tahu dan harap-harap cemas namun pemerintah berusaha tenang di hadapan media dan rakyat karena ini adalah isu yang sangat sensitif. Sedangkan pemikiran masyarakat terhadap isu internasional sebagian besar belum memahaminya secara menyeluruh dan bahayanya isu tersebut dapat dimanfaatkan musuh politik SBY untuk menciptakan kegaduhan politik domestik mengingat tahun pemilu 2014 sebentar lagi sehingga ini adalah kesempatan untuk membangun citra pemimpin yang  seolah anti-asing dan Nasionalis. Ketika Snowden membocorkan kegiatan intelijen Negara-negara yang tergabung dalam “The Five Eye “ yang melakukan penyadapan terhadap Negara “kawan” dan “lawan” yang terdiri dari Amerika, Australia, Singapura, Jepang dan Kanada  membuat geram SBY karena Australia langsung menyadap handphone  pribadi SBY bahkan Ibu Ani Yudhoyono pun disadap. Sejumlah pihak menilai SBY lambat dan kurang tegas dalam merespon penyadapan itu namun perlu diketahui bahwa SBY adalah mantan petinggi intellijen ABRI dan bukan pemain baru di kancah perpolitikan  Internasional ini berarti kalau SBY tahu betul soal aktivitas penyadapan dan bagaimana harus bertindak.
Dalam hubungan internasional ada dua cara pandang atau paham yang dominan dari suatu Negara dalam memandang hubungan antar Negara maupun kondisi dunia internasional. Pertama, Realisme yang memandang dunia internasional adalah anarkhi dimana tidak ada world government atau otoritas terpusat. Power adalah hal yang utama dalam menentukan posisi suatu Negara, isu utama bersifat high politics seperti politik dan militer. State actor adalah  government to governmet (G to G) dan tidak menganggap actor non-state sebagai pemain utama seperti NGO, MNC dan indvidu. Menurut Walt, pengembangan konsep yang paling menarik dari paradigma realis adalah munculnya perbedaan pemikiran antara kelompok “defensif” dan “ofensif”. Kalangan realis-defensif semacam Waltz, Van Evera dan Jack Snyder berasumsi bahwa negara memiliki sedikit kepentingan intrinsik di dalam penaklukan militer (military conquest). Dengan alasan, biaya yang dikeluarkan untuk ekspansi, umumnya, lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh Sedangkan realis ofensif sebaliknya. Lalu, Liberalisme Dalam tulisan Walt mengulas mengenai perkembangan teori ‘democratic peace’. Teori ini berpendapat, meskipun demokrasi tampak “mensponsori” perang namun ia jarang melakukan peperangan di antara mereka. Karena norma-norma demokrasi menentang penggunaan kekerasan sesama mereka.  Itulah yang menyebabkan perdebatan, Jika realisme melihat konflik sebagai kunci untuk memahami politik internasional (zero sum game) dan liberalisme melihat kerjasama sebagai sesuatu yang penting (positif sum game) dan dimana realis menekankan negara sebagai actor utama dan liberalisme menekankan pada ¬non-state actors. Secara geopolitik, dulu Amerika menganut pemahaman dari Spykman (1839-1943) Teori Daerah Batas (Rimland theory) Teorinya dipengaruhi oleh Mackinder dan Haushoffer, terutama dalam membagi daerah. Dalam teorinya tersirat bahwa: (a) Dunia menurutnya terbagi 4 daerah, yaitu: Heartland, Offshore continents belt (rimland), Oceanic belt dan New World (benua Amerika), (b) Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut dan udara untuk kuasai dunia, (c) Daerah Rimland akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik dunia daripada daerah jantung, (d) Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat. Sedangkan Australia dipengaruhi oleh Mackinder: the power of maritime states, jika ingin menguasai dunia harus menguasai world Islamd (Eurasia dan Asia) sama halnya dengan Inggris[1]. Akan tetapi geopilitik abad 21 telah menyatukan pemahaman kedua Negara itu yaitu konsep power global; konsep GPS (Geografi, Populasi, dan SDA) digantikan oleh konsep ISR (Informasi intelijen, Surveillance, dan Reconnaissance) dan C4I (Command, Control, Communications, Computer Processing, dan Intelijen). Geopolitik kontemporer menggunakan para pemimpin dan elit pemerintahan untuk membentuk identifikasi dan konsep atas geopolitik, yaitu konsep geopolitical-man. Di masa kecanggihan teknologi, dunia akan menyaksikan bahwa kebijakan-kebijakan penting akan diambil oleh kolektif manusia dan bahkan kolektif cyborg dalam sebuah network ekonomi, sosial, politik[2]. Sedangkan konsep geopolitik Indonesia adalah wawasan nusantara yang lebih menjunjung perdamaian.
Motif Penyadapan
Pergeseran paradigma geopoltik saat ini kepada masalah ekonomi rupanya menjadi main interest saat ini yang berimplikasi pada politik dan Militer. Ini terlihat dari penyadapan Australia pada sejumlah pejabat tinggi Indonesia banyaknya yang bergerak di bidang perekonomian. Secara implisit, masalah ekonomi menyatukan pemahanan geopolitik ketiga Negara tersebut. Bisa kita lihat dari konsep geopolitik Amerika terhadap Asia saat ini yaitu Counter Hegemony of China, Control on Malacca as a strategic road, Counter Islamism (terrorism) like in Malaysia, Importance of the role of ASEAN (peacemaking, peacekeeping, free trade) dan Indonesia mempunyai peran dan posisi yang sangat strategis untuk membantu Amerika dalam menyelesaikan masalah tersebut sehingga mereka perlu memastikan hubungan dengan Indonesia semakin kuat dan cara yang tepat melalui intelligen. Sedangkan Kepentingan Australia paling dominan mengenai Imigran gelap, HAM Papua Barat, Perdagangan dan Militer Indonesia yang semakin kuat. Tentunya bagi Australia dan Amerika yang menganut paham realis memandang, peningkatan kekuatan militer Negara lain adalah suatu ancaman maka harus cepat diketahui untuk mengamankan kepentingan dirinya dan sekutu. Bagi Amerika ketakutan itu bermula dari meningkatnya pengaruh China secara ekonomi dan militer di Asia terlebih China membuat ulah dengan mengklaim Laut China Selatan sebagai kedaulatannya. Lalu ingin mengetahui kedekatan Putin, Xi Jinping dan Yudhoyono mengenai masalah militer. Oleh karena itu menurut sejumlah pengamat militer, tsk heran AS akan mengalihkan 60% militernya di Asia Pasifik dan menambah 4000 marinir di Darwin. Ini menunjukan sangat pentingnya Indonesia dan menjanjikannya kawasan asia pasifik secara ekonomi dan militer.
 Asing dan Kedaulatan Industri Komunikasi

Menurut Merdeka.com - International Telecommunication User Group (INTUG) menilai penyadapan terhadap jaringan telekomunikasi Indonesia akan terus terjadi selama asing menguasai hampir 100 persen operator di Tanah Air. Itu dikarenakan pembangunan infrastruktur dan penciptaan pasar di industri telekomunikasi membutuhkan investasi yang tidak sedikit, sedangkan pemodal lokal kurang bisa menanggungnya, maka wajar, berkat kekuatan modal yang dimiliki, kini hampir semua operator seluler, baik Telkomsel, Indosat, XL, Tri, dan Axis dikuasai oleh asing. Berdasarkan laporan keuangan operator, saat ini nilai kapitalisasi pasar Telkomsel mencapai USD24 miliar atau sekitar Rp 240 triliun. Artinya, dengan menguasai 35 persen saham Telkomsel, nilai kapitalisasi saham Singtel mencapai USD 8 miliar atau Rp 80 triliun. Di luar Telkomsel, nilai investasi Axiata Berhad yang memiliki 66 persen saham XL Axiata juga cukup besar. Dengan kapitalisasi saham XL sekitar Rp 43 triliun, nilai saham Axiata di perusahaan ini mencapai sekitar Rp 28 triliun.  Sementara Indosat dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 35 triliun sebesar 65 persen atau Rp 23 triliun dimiliki oleh Ooredoo, investor asal Qatar. Pemilik asing di tiga operator besar juga menguasai pelanggan telekomunikasi di Indonesia, yang mana bila digabungkan menguasai hampir 90 persen pangsa pasar. Telkomsel saat ini telah mencatat jumlah pelanggan terbesar dengan mencapai 125 juta pelanggan, PT Indosat Tbk dengan 55,9 juta pelanggan, diikuti PT XL Axiata Tbk dengan 49,1 juta pelanggan, dan PT Hutchison CP Telecommunications (Tri) serta PT Axis Telecom sebanyak 17 juta pelanggan. Inilah salah satu penyebab yang paling penting mengapa kita mudah di sadap kalau tidak ada bantuan pihak asing yang menguasai operator dan vendor ponsel di Indonesia.
Kesimpulan
Ada beberapa hal yang menurut penulis menarik berdasarkan pendekatan teori Hubungan Internasional dan politik internasional sebagai bagian dari penutup, yaitu :
1.      Setiap Negara mempunyai perbedaan paham dalam memandang hubungan internasional dimana Australia lebih realis (kerjasama, persaingan, saling curiga, military power) dan Indonesia lebih Liberalis (kerjasama, perdamaian).
2.      Dalam Intelijen kegiatan menyadap adalah hal biasa, pun demikian menurut hubungan internasional yang mengacu kepada paham realis. Dalam pola pikir realis, setiap negara harus melakukan segala cara, halal atau tidak halal, demi melindungi negaranya. Karena itu, dengan pola pikir ini, setiap negara harus mempercanggih teknologinya supaya tidak bisa disadap dan melakukan upaya kontra-spionase. Tapi pola pikir seperti ini tidak akan membawa perdamaian dunia: dunia akan terus berkonflik. Dari sisi hubungan internasional, mata-mata jelas tidak legal. Makanya banyak negara yang menghukum mati mata-mata yang tertangkap. Masalahnya, bagaimana kalau yang menjadi markas mata-mata itu justru kedubes? Kedubes di sebuah negara adalah wilayah berdaulat; pemerintah negara tempat Kedubes berada tidak boleh masuk tanpa seizin Kedubes. Di sisi lain, diplomasi memang sangat terkait dengan kegiatan mata-mata. Sudah bukan rahasia lagi bila diplomat bertugas mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari negara tempatnya bertugas. Tapi, mencari informasi ini bisa dengan cara halal (legal), bisa juga dengan cara haram (misalnya, penyadapan ini). Nah, bagaimana status hukumnya? Hukumnya ditetapkan oleh masing-masing negara (bisa dideportasi, dipenjara, atau bahkan dihukum mati). Namun pelaksanaannya sangat bergantung kepada kekuatan (power) negara masing-masing dan sudah jelas sang superpower adalah Amerika Serikat maka dialah yang dominan sebagai penentu (TheGlobalReview).
3.      Sebagai seorang akademisi, rasa skeptis harus tetap ada supaya pencarian tidak berhenti pada satu titik. Begitupun dengan masalah ini, menurut beberapa sumber jika Snowden merupakan bagian dari rencana AS supaya mampu masuk kedalam pusat informasi strategis pada Negara yang melindunginya sehingga bisa mengetahui kelemahan Negara tersebut dengan berpura-pura membocorkan rahasia AS pada dunia. Dalam dunia militer atau intellijen dikenal false flag opprations (operasi bendera terbalik) yaitu Bendera palsu (atau bendera hitam) menggambarkan militer rahasia atau operasi paramiliter yang dirancang untuk menipu sedemikian rupa bahwa operasi muncul seolah-olah mereka sedang dilakukan oleh entitas lain, kelompok atau bangsa daripada mereka yang benar-benar merencanakan dan mengeksekusi mereka. Operasi dilakukan selama masa damai oleh organisasi sipil, serta instansi pemerintah rahasia, mungkin dengan ekstensi disebut operasi bendera palsu jika mereka berusaha untuk menyembunyikan organisasi sebenarnya di balik operasi (Wikipedia). Seperti Julian Assange dengan mesin WikiLeaks-nya yang telah 'ketahuan'  bahwa ternyata bocoran Assange selalu dikonsultasikan dengan Paman Sam (TheGlobalReview), maka Snowden pun dicurigai sebagai bagian dari false flag. Namun entah benar atau tidak karena ini baru ekspektasi penulis saja mengingat AS sangat mahir dalam propaganda terutama di era perang Asimetris saat ini.
4.      Dari segi militer, Australia menganggap peningkatan militer Indonesia yang mengejar Minimmum Essential Force adalah suatu ancaman yang menakutkan. Salah satunya Indonesia memdapat kredit $ 1 milliar dari Rusia untuk membeli kapal kapal selam kelas kilo yang mempunyai daya perusak dahsyat dimana Australia sendiri belum mempunyainya, selain itu juga pergerakan kapal selam ini senyap dan tidak mudah terlacak. Angkatan udara juga selalu unggul saat latihan gabungan dengan Australia. Menurut sejumlah sumber, peringkat militer Indonesia jauh diatas Australia namun jangan lantas membuat kita seakan menantang perang karena Australia mempunyai 3 pakta pertahanan yang paling penting yaitu dengan Negara Commenwealth, NATO, ANZUZ dengan AS.  Maka sebaiknya menurut hemat penulis yang paling penting dilakukan saat ini adalah perkuat system keamanan kita baik cyber maupun fisik karena dalam geopolitik abad 21 bangsa yang mempunyai keunggulan teknologi  akan mendapat keuntungan , memprotes adalah hal yang wajar namun terukur dan tetap dilkukan dalam  menjunjung perdamaian mengingat setiap bangsa mempunyai cara pendang yang berbeda dalam politik internasional dan kita tidak bisa memaksakan kehendak kita. Jadi sebenarnya hal ini adalah biasa dalam hubungan internasional dan dapat diselesaikan dengan diplomasi lalu introspeksi diri adalah hal yang utama demi menjaga kedaulatan kita mengingat kita adalah bangsa yang besar dan strategis dalam berbagai bidang. Globalisasi bukanlah alasan untuk menghilangkan peran militer, akan tetapi seharusnya diperkuat untuk menjaga asset nasional kita karena pertumbuhan ekonomi kita saat ini sangat seksi untuk masa depan. Menurut Maurin Travelli “teruslah bertanya agar Negara tetap jaya”











[1] Flint, Colin. 2006. Introduction to Geopolitics. London: Routledge.

[2] Sempa, Francis, 2002. Geopolitics, from Cold War to the 21st Century. Transaction Publisher

Rabu, 10 April 2013

Musik New Age


Sudah lama saya mencari artikel tentang musik jenis ini yang sangat aneh, menenangkan dan misterius. kita seakan dibawa pada suatu zaman pertengahan di Eropa sana. untungngya saya menemukan artikel yang membahas ini. saya izin copy. Berikut penjelasannya.
Musik-musik yang memiliki kemiripan irama, penggunaan alat musik, tema musik, geografis, dan konteks dapat dikelompokkan pada satu aliran tertentu yang disebut sebagai genre. Ada beragam genre musik yang dikenal dan sering didengar. Siapapun tentu tahu mengenai aliran musik (genre) seperti jazz, pop, rock, dangdut, dan reggae. Keempat genre musik tersebut sudah dikenal luas baik oleh penggemar musik genre yang bersangkutan maupun yang tidak. Selain keempat genre di atas, sebenarnya masih banyak lagi genre musik lainnya yang belum dikenal luas, salah satunya adalah new age.
Pernahkah anda mendengar musik-musik new age? Saya yakin pernah, meskipun anda tidak mengerti tentang genre new age. Pernahkah anda mendengar musik-musik yang dimainkan oleh Kitaro, Yanni dan Enya ? Tiga musisi bergenre new age ini saya yakin sudah cukup dikenal di Indonesia. Musik-musik mereka seringkali digunakan sebagai musik ilustrasi di beberapa acara televisi ataupun soundtrack film-film layar lebar. Pusat-pusat perbelanjaan, toko buku, dan hotel juga sering menggunakan musik-musik new age untuk memberikan nuansa yang menyenangkan dan menenangkan bagi pengunjung. Namun demikian tak jarang juga bagi orang-orang yang belum terlalu mengenal musik seperti ini, telinga mereka terasa asing mendengarnya. Musik-musik new age pada umumnya dimainkan tanpa lirik atau vocal. Jika memiliki vocal, lirik yang dilantunkan juga terasa cukup asing seperti musik-musik yang dibawakan oleh Enya.
Jadi, apakah sebenarnya musik new age? Musik new age agak sulit didefinisikan secara rigid, karena musik ini begitu luas dengan ciri khas yang amat beragam. Musik New Age sebenarnya merupakan musik yang mengambil berbagai macam bentuk dan arah dengan mengacu pada beberapa aliran musik temasuk musik Electronic, Instrumental, Ambient, Drum and Percussion , Minimalism, World Music (Native American, Celtic, Indian, Ethnic). Tidak seperti musik-musik jazz yang memiliki ciri khas tertentu yang mudah diketahui seperti tempo dan improvisasi, musik new age amat sangat fleksible. Bahkan beberapa musisi new age tertentu juga menggabungkan nuansa jazz ke dalam musik new age yang mereka mainkan. Irama yang dilantunkan di dalam musik ini bervariasi dari yang melankolis hingga yang berirama nge-beat, dari yang mengalun dengan merdu, hingga dilantunkan dengan lirik-lirik yang bernuansa ritual ataupun pemujaan. Meskipun ada yang dilantunkan dengan menggunakan lirik terutama dalam bentuk choir, tetapi sebagian besar musik new age dimainkan tanpa lirik dari vokalis.

Alat musik yang digunakan di dalam musik new age begitu beragam mulai dari piano, gitar akustik, flute, harpa, instrument elektronik, hingga pada alat-alat musik tradisional seperti sitar, tabla, dan tamborin. Musik ini ada yang dimainkan secara solo maupun dengan menggunakan orchestra yang besar. Beberapa jenis musik ini juga menggunakan metode entrainment, binaural beats, dan gelombang otak, seperti betha, alpha, theta dan delta. Oleh karena itu musik new age seringkali digunakan oleh praktisi-praktisi meditasi, terapi musik, yoga ataupun sebagai cara untuk meredakan ketegangan. Beberapa jenis musik new age akan sangat terasa nyaman dan menenangkan jika di dengar dalam suasana alam yang indah.
Meskipun saya adalah pendengar musik segala jenis, namun demikian New Age merupakan genre musik yang amat saya gemari selain Jazz. Perkenalan saya dengan musik new age berawal ketika di awal tahun 1990-an saya mendengar alunan musik instrument di radio. Alunan nadanya terasa amat menyentuh. Saya sama sekali tidak mengetahui judul musik tersebut. Musik tersebut saya rekam dan kemudian saya bawa ke toko kaset. Setelah itu saya baru tahu ternyata musisi yang memainkan tersebut bernama Kitaro dan judul musik tersebut adalah Koi. Kegemaran tersebut akhirnya berlanjut hingga kini. Jika anda yang membaca artikel ini juga menyenangi aliran musik ini, berikut ini beberapa musisi new age yang dapat menjadi referensi.
Kitaro
Musisi ini memiliki nama asli Masanori Takahashi. Nama “Kitaro” diilhami dari tokoh kartun Kitaro yang cukup popular di akhir tahun 1950an. Alat musik yang digunakannya adalah Piano, Synthesizer, Keyboards, Drums, Perkusi, dan Gitar. Musiknya banyak diilhami oleh alam. Efek-efek suara seperti deburan ombak, gemericik air desir angin, dan suara kosmik yang dipadukan dengan nuansa musik Asia mendominasi musik-musik yang diciptakannya. Mendengarkan musik-musik Kitaro akan terasa sangat nyaman ketika dibarengi dengan visualisasi pemandangan alam yang indah seperti alam pegunungan, air terjun, deburan ombak di pantai, dsb.
Yanni
Komponis yang memiliki nama lengkap Yanni Chrysomallis. Musisi berkebangsaan Yunani ini memulai debutnya pada tahun 1984 dengan album pertamanya yang berjudul Optimisque. Ciri khas dari Yanni adalah permainan musik dengan menggunakan alat musik piano, keyboard dengan diiringi orchestra lengkap. Ritme yang dimainkan juga cukup beragam, mulai dari yang bernuansa jazz, etnik (mediterrania, mexico, india dan china) dan choir. Santorini dan Nightingale merupakan dua lagu Yanni yang terkenal.
Enya
Bagi anda yang belum pernah mendengar musik-musik Enya, pertama kali anda mendengarnya tentu akan agak aneh. Lagu-lagu Enya sangat eksentrik, ada yang terkesan kelam, bernuansa gothic, celtic, memiliki vocal yang mirip seperti lagu-lagu pemujaan dan bahkan ada yang mirip seperti hymne alien. Meskipun Enya tidak menyatakan bahwa musiknya adalah beraliran new age, tapi pengamat musik mengklasifikasikannya sebagai musik new age. Sebagian besar musik yang diaransir oleh Enya dipadukan dengan vocal yang amat khas. Sekali saja anda mendengar musik Enya, berikutnya anda pasti akan dengan mudah mengenal ciri khas musiknya. Di Amerika dan Eropa, Enya merupakan diva new age yang dapat disejajarkan dengan Madonna, Mariah Carey dan Celine Dion. Beberapa musik Enya digunakan sebagai ilustrasi film layar lebar seperti lagu “Book of Days” (soundtrack Far and Away, 1992), dan “May It Be” (Soundtrack “Lord of the Rings Fellowship of the Ring”).
Karunesh
Karunesh merupakan musisi berkebangsaan Jerman. Musik-musik Karunesh umumnya belum begitu dikenal di Indonesia. Pertama kali saya mengenal musik-musik Karunesh, saya berfikir Karunesh adalah musisi yang berasal dari India karena hampir semua lagu-lagu yang diciptakannya bernuansa India. Beberapa musik yang dimainkannya bahkan lebih mirip seperti lagu-lagu pemujaan terhadap dewa-dewa Hindu. Alat-alat musik seperti sitar dan tabla selalu ada di dalam musik-musiknya. Lagu-lagu ciptaan Karunesh sering digunakan oleh praktisi-praktisi Yoga untuk memberikan efek tenang saat melakukan meditasi. Album Karunesh yang paling saya senangi adalah The Wanderer (2001) dan Joy of Life (2006).
Vangelis
Bagi anda yang pernah menonton film 1492: Conquest of Paradise yang bercerita tentang keberhasilan Christoper Columbus mendarat di benua Amerika anda tentu masih ingat dengan soundtrack film tersebut. Soundtrack film tersebut sangat bagus dan bahkan mengantarkan film tersebut meraih piala Oscar dengan kategori musik terbaik. Vangelis merupakan komponis yang mengaransir lagu-lagu pada film tersebut. Vangelis merupakan spesialis komposer musik-musik yang digunakan untuk backsound film layar lebar. Ciri khas musik yang dimainkannya adalah vocal choir yang dipadukan dengan iringan orchestra/ensemble lengkap. Beberapa lagu Vangelis yang saya senangi diantaranya Antartica, Conquest of Paradise, Monastery La Rabida, Savage et Beau, dan La Petite Fille De La Mer.
Bandari
Group musik bergenre New Age yang unik. Nama Bandari diambil dari bahasa Iran. Semua musisinya berasaldari Swiss dengan supervisor musikal multitalenta dari Jerman. Bandari sangat dikenal di China dan Taiwan. Setiap lagu Bandari memiliki ciri khas yang menggunakan ritme musik dari berbagai kultur (gypsy, celtic, mediterania, india, china, american jazz, dsb) dan suara-suara alam dalam harmonisasi genre New Age yang indah.
Omar Akram
Nama dan musik Omar Akram belum dikenal luas di telinga masyarakat Indonesia. Namun demikian bagi saya, ia adalah musisi new age yang hebat. Sentuhan smooth jazz ditambah nuansa mediterania & middle east dalam musik-musik new age nya memiliki keunggulan tersendiri dibanding dengan musisi new age lainnya seperti Yani, Kitaro, Enya atau Vangelis. Semua albumnya mulai dari Opal Fire, Free as A Bird, dan Secret Journey sangat mengesankan.
Mehdi
Musik-musik yang dimainkan oleh Mehdi memiliki nuansa timur tengah, mediterania dan india. Mendengarkan musik-musik Mehdi seolah membawa anda ke dalam dunia yang begitu tenang. Tempo musik yang dimainkan juga amat beragam mulai dari waltz, rhumba hingga yang bernuansa gypsy. Instrumen musik seperti Keyboards, Drums, Perkusi, Arabian Flute dan Gitar mendominasi setiap lagu-lagu yang dimainkan oleh Mehdi.
John Adorney
Musik-musik yang dimainkannya begitu menginspirasi. Perpaduan antara piano, perkusi, synthesizer, biola dan cello yang dibumbui oleh irama mediterania seperti musik-musik sufistis Turki yang dikemas dengan cara yang modern benar-benar membuat kita cukup terhanyut ketika mendengarkan instrument new age yang dimainkannya.
Al Conti
Dua album yang paling saya senangi dari Al Conti adalah album Scheharzhade dan Northern Seas. Ketika mendengar lagu-lagu yang ada di dalam album Scheharzhade anda seperti dibawa ke dalam mitologi 1001 malam Arabian Nights yang dikisahkan oleh Ratu Shahrazad dari Persia. Lain lagi suasananya ketika mendengar lagu-lagu yang ada di dalam album Northern Seas. Kisah-kisah dalam mitologi Nordic yang berasal dari Negara-negara skandinavia begitu kental terasa.
Musisi-musisi new age sebenarnya sangat banyak dengan nuansa yang begitu beragam. Nama-nama seperti David Arkenstone, Mike Oldfield, Chrys Spheeris, Fridrik Karlson, Nicholas Gunn , Medwyn Goodall, dsb juga memiliki kualitas musik yang tak kalah hebatnya dibandingkan dengan musisi-musisi new age lainnya seperti Yanni dan Kitaro.
Bagi saya mendengarkan musik new age tidak hanya memberikan ketenangan tetapi juga seperti membaca sebuah kisah petualangan. Mendengarkan musik-musik ini seolah membawa pendengarnya masuk ke dalam nuansa-nuansa tertentu yang membangkitkan spirit. Meskipun beberapa musik new age memang mirip lagu-lagu pemujaan, tetapi sepengetahuan saya musik ini tetaplah merupakan karya seni yang patut diapresiasi. Musik adalah bahasa universal yang tidak mengenal batas agama maupun budaya selama masih menjadi kegemaran dalam tahap yang wajar dan tidak membuat kita terlena ataupun terjerumus dalam perbuatan yang tidak semestinya.
Arif Perdana
17 Desember 2010
Tulisan ini sebelumnya pernah diposting di halaman kompasiana saya dengan judul:
Musik New Age: Penggugah dan Penenang Jiwa (http://www.kompasiana.com/arifperdana/page/2/)

Selasa, 09 April 2013

Ekonomi Indonesia Mau Kemana?


Berikut beberapa kesimpulan yang saya baca dari artikel karya Pak Boediono dalam bukunya tentang arah ekonomi Indonesia. Ada dua tuntutan rakyat yang paling mendasar yaitu biaya kebutuhan tetap stabil dan penghasilan yang bisa diandalkan. 
Tujuan utama negara adalah mewujudkan tuntutan dasar itu dengan pertumbuhan ekonomi yang akan meningkatkan aktifitas ekonomi berimplikasi pada perluasan lowongan kerja kemudian stabilitas ekonomi untuk melindungi penghasilan mereka supaya tidak digerogoti oleh kenaikan harga sehingga tercipta peningkatan kesejahteraan rakyat yang adil dan merata. Itulah tujuan akhir kebijakan ekonomi.
Untuk stabilitas ada dua hal yang penting yaitu kebijakan fiskal moneter dan penyehatan sektor keuangan.
Untuk Pertumbuhan juga dua hal yaitu pembangunan infrastruktur dan penaikan iklim investasi.
Suatu negara dapat dilihat pertumbuhannya melalui kualitas institusi, kualitas SDM, kemampuan teknologi. Untuk mewujudkan itu perlu ditempuh kebijakan pengembangan UKM konfrehensif dan rasional, pelatihan SDM, pembenahan mendasar TKI, gerakan pengentasan kemiskinan, dilakukan dengan koordinasi tim sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing yang jelas. 
Semua itu termasuk dalam langkah-langkah pemecahan masalah menurut ekonomi namun untuk mewujudkan itu perlu adanya kombinasi ilmu lain seperti administrasi, manajemen, dan yang paling penting politik dan diplomasi.

Selasa, 05 Maret 2013

MASALAH CENTURY DAN SRI MULYANI


Kasus Century sampai saat ini belum terselesaikan karena hambatan politis sebagi implikasi dari sebab-sebab politis juga. Kasus ini diangkat karena keberanian Sri Mulyani dalam melakukan reformasi birokrasi melalui pemeriksaan pajak dan pemberantasan korupsi. Salah satunya adala adalah memeriksa Aburizal Bakri yang terbukti perusahaannya menunggak pajak ke negara lebih dari 6.7 Trilliun. Karena merasa terbongkar, maka melalui partai Golkar berupaya untuk menjatuhkan Sri Mulyani melalui pembentukan Pansus dan memfonis tersangka beliau secara politis karena membailout bank swasta kecil yang dianggap merugikan negara.
Sebenarnya membailout itu salah atau tidak? menurut Metta Dharmasaputra seorang  wartawan yang melakukan investigasi kasus Century. Dia kini sedang menyiapkan buku yang akan diterbitkan berjudul ”Century: Cerita dan Fakta”. Banyak orang  tidak banyak tahu akan biaya tentang penutupan bank Century itu. Negara memang mempersiapkan dana 6.7 trilliun. Untuk menutup bank ini diperlukan dana 6.4 trilliun dan jika dikurangi dengan penjualan aset bank Century maka negara mengeluarkan 5.8 trilliun berarti aset itu senilai 700milliar. Sedangkan jika diselamatkan negara awalnya mengeluarkan 6.7 trilliun, maka jika aset itu dijual akan mendapat 2.8 trilliun, ini berarti dua kali lipat. Jadi negara mengeluarkan 4 trilliun. Dengan melihat itu, negara menilai lebih murah dibanding harus ditutup terlebih dahulu. 
Lalu, apakah berdampak sistemik jika tidak diselamatkan? Sebenarnya nama rekening yang mempunyai dana diatas 2 milyar sekitar 1%, namun secara nominal menguasai setengahnya yaitu 53%. Maka dengan melihat dana yang besar itu perlu adanya bantuan likuiditas apalagi pada saat itu, bank negara seperti BRI,BNI, Mandiri juga mendapat suntikan dana 15 trilliun karena kekurangan dana. Pada waktu itu indonesia mempunyai kebijakan untuk meng-cover dana nasabah di bawah 2 milyar tidak seperti negara-negara lain yang mempunyai kebijakan full blanket guerantee.
Kemudian, mengapa menyelamatkan bank swasta yang bobrok? seperti analogi Sri Mulyani : apakah rumah perampok yang terbakar dibiarkan saja ? apa tidak akan akan merembet ? nah dengan melihat hal itu perlu adanya langkah cepat supaya kepercayaan nasabah di bank lain tetap percaya karena ditakutkan adanya Rush. Pada waktu itu ada 18 bank umum & 5 BPR akan terkena imbas. Berdasarkan National Bank Pressure Index, kasus Century tekananya lebih tinggi dibanding krisis ekonomi tahun 1997. 
Sebenarnya meraka tahu akan hal ini, cuma mereka pura-pura tak tahu karena ada kepentingan politis untuk segera menjatuhkan dan menangkap Sri mulyani wanita yang berpengaruh dan berprestasi di dunia itu.

Kamis, 22 November 2012

Penentu Kemudi di Asia


Minggu ini adalah minggu besar di Asia Timur dan Asia Tenggara, karena di kawasan ini terlaksana perhelatan besar bernama Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur 2012 (East Asian Summit/EAS 2012).

ejak Senin sore, delegasi yang terdiri atas kepala-kepala negara serta menteri luar negeri berkumpul dan saling berpidato mengutarakan harapannya pada EAS. Tuan rumah tahun ini adalah Kamboja. EAS adalah forum tahunan yang terbentuk sejak 2005 bagi 18 negara, yakni 10 negara anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam) dan delapan negara dengan kerangka kerja sama khusus di ASEAN yakni China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).

Melalui forum EAS, ASEAN berupaya merangkul sebanyak-banyaknya mitra strategis di dunia dan menunjukkan giginya dalam "menyetir" agenda-agenda politik internasional, terutama yang menyangkut nasib negara-negara di kawasan Asia. Tahun ini Rusia dan AS pertama kali ikut dalam EAS. Samasepertihalnya pertemuan-pertemuan tingkat tinggi lainnya, EAS tidak hanya menarik karena apa yang diungkapkan dalam pertemuan resmi, tetapi juga apa yang dilakukan para pimpinan delegasi menjelang acara atau di sela-sela acara.

Diplomat selalu berkata bahwa tahap-tahap negosiasi dimulaijustrudiluarruangsidang. Yang cukup heboh adalah Presiden Barack Obama dari AS. Sebelum berangkat ke kawasan Asia, dia sudah mengeluarkan pernyataan bahwa AS ingin menegaskan lagi pentingnya posisi Asia dalam agenda luar negeri AS saat ini.

Istilah Obama: AS sedang melakukan pivot (melibatkan diri lagi dalam porsi yang cukup besar di kawasan ini). Setibanya di Asia, dia melakukan kunjungan pertama kali ke Myanmar; negara yang pernah diembargo secara ekonomi oleh AS dan menjadi target kritik keras dunia.

Myanmar adalah negara yang sampai sekarang masih dikuasai oleh junta militer, dikenal punya kecenderungan untuk lebih pro ke China dalam hal politik luar negeri. Di sana Obama difoto sedang merangkul hangat tokoh demokrasi dan Hak Asasi Manusia Aung San Suu Kyi yang bertahuntahun menjadi tahanan politik junta militer. Obama memilih untukberkunjung ke Rangoon, bekas ibu kota yang juga lokasi dari universitas besar dan pergerakan demokrasi, dan bukan ke Naypyidaw, ibu kota tempat junta militer berkuasa.

 Tapi dengan diplomatis Obama memilih menyebut nama Myanmar, nama yang diberikan oleh junta militer pada negeri itu, dan bukan Burma yang merupakan nama kolonial. Dari Rangoon di Myanmar Obama menyuarakan tiga hal. Pertama, Myanmar bukan lagi negara rendahan di Asia, karena AS sudah menerimanya dengan tangan terbuka. Kedua, bahwa AS menghargai negaranegara yang mengembangkan demokrasi dan perlindungan HAM.

Itu sebabnya AS cukup keras terhadap Perdana Menteri Kamboja Hun Sen karena negeri itu dianggap belum ramah HAM. Ketiga, bahwa orang-orang AS perlu menyadari bahwa masa depan AS tidak lagi ada di "Barat", tetapi justru di "Timur" yakni Asia.

Tentu saja, A Sapa lagi Obama sebenarnya bukan perhatian utama EAS. Dan, bukan cuma AS yang sedang mengelus-elus ego Asia. Rusia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Lavrov menegaskan komitmen kehadiran Rusia di Asia. Rusia bangga dengan sejumlah inisiatif kerja sama perdagangan bebas di kawasan Asia serta investasinya membuka jalur gas dari Rusia ke China. Jepang, Korea Selatan, dan China mendorong ASEAN untuk memperkuat kerja sama sesama negara Asia.

Apa reaksi Asia? Dengan melebarkan keanggotaan dan melibatkan AS dan Rusia, negara-negara Asia sedang berusaha untuk bersama-sama mencari titik keseimbangan baru dalam tatanan politik global, di mana Asia memainkan peranan yang lebih penting dibandingkan di masa-masa lalu. Ini bukan hal mudah. Bukan rahasia bahwa di dalam Asia sendiri masih ada kegamangan tentang siapa yang memegang kemudi di Asia.

Indonesia misalnya. Kita tahu persis bahwa yang seharusnya memegang kemudi di Asia adalah ASEAN, dan bahwa Indonesia sebagai negara besar pencetus dan pembina ASEAN bisa menegaskan pentingnya ASEAN sebagai pusat kegiatan negara di kawasan Asia Tenggara sampai ke kawasan Pasifik. Namun,kita masih bingung menghadapi Filipina yang sekarang sebentar- sebentar selalu berteriak minta tolong ke AS atau Kamboja yang lebih akrab dengan China.

Ketegangan kedua negara ini tergambar ketika Perdana Menteri Kamboja menyimpulkan hasil pidatopidato yang masuk tentang kesepakatan ASEAN untuk bergerak bersama dalam menjaga keutuhan ASEAN. Presiden Filipina justru melakukan interupsi dengan mengatakan bahwa keutuhan ASEAN tidak bisa dinyatakan sebagai konsensus karena bagi Filipina, ASEAN bukanlah satu-satunya jalur kerja sama yang dapat mendorong pencapaian kepentingan nasional Filipina. Wah…repot ya.

Sebenarnya dua hal saja perlu diingat. Pertama, bahwa EAS dilahirkan dan dibuat rutin karena ada keyakinan bahwa masalah-masalah di kawasan ini perlu diselesaikan dengan cara duduk bersama, saling melontarkan wacana, dan dilanjutkan dengan pencarian solusi melalui pendekatan personal ke para kepala negara. Kedua, EAS lahir karena cita-cita menempatkan ASEAN sebagai pengemudi bagi nasibnya sendiri di antara tarik-menarik kepentingan negara-negara besar dan syukur-syukur ikut menentukan tatanan hubungan internasional masa ini dan mendatang.

Dalam kerangka ASEAN pasca-Deklarasi ASEAN 2008, sebenarnya relatif tidak ada yang “abu-abu” lagi dalam aturan ASEAN. ASEAN menolak intervensi asing dalam wujud apa pun di kawasan ini. Masalah di kawasan ini harus diselesaikan dengan cara yang disepakati oleh semua negara di ASEAN, dengan cara damai yang efisien. ASEAN bahkan telah mengembangkan sejumlah inisiatif agar berdikari dan berdaya pikat dalam pergaulan internasional.
Dan bila ada anggota yang melenceng dari prinsip itu, dia bisa ditegur langsung.Artinya,ayolah tegas pada negara-negara ASEAN yang masih menomorduakan ASEAN dalam politik luar negerinya. Selanjutnya, Indonesia perlu berani ikut menaruh agenda dalam dialog EAS. Tidak semata mengambil isuisu yang memang sudah diagendakan penting bagi Asia seperti penyelesaian Laut China Selatan. Toh, detail penyelesaian tidak akan diputuskan di forum ini.

Justru gunakanlah momen saling berwacana antarkepala negara untuk menegur Rusia yang mengklaim sudah menginvestasikan ini-itu di ASEAN, tapi sebenarnya itu terkonsentrasi di China dan negara-negara yang pro-China.Indonesia juga bisa mengambil pengalaman rumitnya membangun kerja sama riil masa kini dengan Rusia karena haluan prioritas kedua negara belum sejalan. Kepada AS, kita perlu menegur sikap AS ke negara-negara Timur Tengah dalam hal perlindungan HAM dan demokrasi. ASEAN perlu mempertimbangkan apakah sikap AS di Timur Tengah adalah sebuah standar ganda dalam penegakan HAM atau memang demikianlah konsistensi AS dalam berpolitik.

Kita bisa katakan pada AS bahwa Indonesia menghargai segala ungkapan perhatian AS bagi Asia dan kita mencermati juga konsistensi AS dalam penerapan prinsip-prinsip HAM dan demokrasi di belahan dunia lain. Terlepas dari bagaimana hasilnya nanti, pertemuanpertemuan tingkat tinggi apa pun harusnya memberikan manfaat bagi kita masyarakat awam yang jauh dari politik. Mungkin ini persoalan komunikasi, tetapi pemerintahan SBY belum dapat menjelaskan kepada publik apa manfaat dari pertemuan tersebut untuk persoalan-persoalan yang kita hadapi.

Contoh mengenai TKI yang diperkosa, isu TKI on Sale, masalah perdagangan antarnegara, alih daya, dan seterusnya. Seandainya belum ada bukti, minimal ada penjelasan secara lisan. Dengan demikian, kita bisa tahu apakah pemerintah Indonesia menjadi kemudi di dalam ASEAN atau hanya "sopir tembak".

DINNA WISNU, PhD
Co-Founder & Direktur Pascasarjana Bidang Diplomasi, Universitas Paramadina
@dinnawisnu
(Koran SI/Koran SI/ade)

ASEAN dan Tantangan Ekonomi Global

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-21 yang berlangsung di Istana Perdamaian, Phnom Penh, Kamboja, 18-20 November 2012, memberi harapan ASEAN dalam memasuki fase baru untuk meningkatkan hubungan dengan komunitas global.

Penegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sesi pleno KTT ASEAN ke-21 itu kemudian dimanfaatkan sebagai peningkatandaya tahan ASEAN dari krisis keuangan global memasuki ASEAN 2015. Persoalannya, meski ASEAN tengah mengantisipasi dampak krisis Eropa dan perlambatan ekonomi Amerika Serikat bagi kawasan dengan penguatan konektivitas ASEAN serta meningkatkan daya saing dan daya tahan, ada dua tantangan yang menghadang ASEAN.

Pertama, dalam menghadapi China, apakah ASEAN mampu mengakomodasi secara baik isu Laut China Selatan. Kedua, sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi dunia saat ini, Asia dan ASEAN belum begitu solid dalam menata struktur ekonomi yang ada.

Tantangan ASEAN

 Globalisasi yang lahir dari belahan Barat seolah menjadi sebuah imperium yang tidak satu negara pun mampu menghindari. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, beroperasinya institusi-institusi internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, serta mekanisme pasar bebas dengan organisasi perdagangan dunianya, telah mendorong globalisasi secara masif dan ekstensif ke berbagai penjuru dunia.

Dalam konteks itu, hegemoni negara-negara adikuasa semakin terasa mengimpit negara berkembang dan menempatkannya pada posisi tidak menguntungkan, demikian halnya ASEAN. Joseph Stiglitz (2002) menyebutkan, globalisasi secara tipikal diartikan dengan penerimaan kapitalisme unggul gaya Amerika Serikat.

Di lain pihak,negara-negara berkembang harus menerima bagian globalisasi jika ingin tetap tumbuh secara ekonomi dan mampu memerangi kemiskinan secara efektif. Ancaman globalisasi jika tidak diartikan secara aktif oleh ASEAN bisa meruntuhkan sendi-sendi kemitraan dan solidaritas yang telah lama terbangun.

Pada perkembangannya, meski ASEAN telah membentuk mekanisme ASEAN Plus Three dengan China, Jepang dan Korea Selatan; East Asia Summit (EAS) dengan negaranegara mitra wicara,seperti AS, Uni Eropa,Australia, Jepang, China, Korea Selatan, dan Rusia.Juga dengan ASEAN Regional Forum (ARF) yang beranggotakan negara-negara besar, tidak mampu menangkal hegemoni dari negara besar itu. China, misalnya, dalam KTT ASEAN ke- 21 di Kamboja, tidak mau kompromi bahwa agenda tentang Laut China Selatan dijadikan sebuah deklarasi bersama ASEAN.

 China tetap pada prinsipnya menolak multilateralisasiklaim tumpang tindih kedaulatan di Laut China Selatan. Krisis ASEAN-China ini berpotensi mengganggu volume perdagangan dan investasi dunia dan kegagalan ASEAN ini berpotensi memecah ASEAN yang selama ini dikenal kohesif dalam berdiplomasi. Lebih-lebih ASEAN selalu mengadvokasi sentralitas ASEAN.

Penopang Pertumbuhan Dunia

Dengan integrasi dan interdependensi yang makin solid dengan kekuatan-kekuatan ekonomi besar di Asia, seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan, ASEAN 2015 berpeluang menjadi bagian penting dari emerging economies yang akan menjadi alternatif pertumbuhan ekonomi dunia pada saat ekonomi AS dan Uni Eropa masih terus dibayangi krisis.

Berdasarkan perkiraan International Monetary Fund (IMF), ekonomi global akan melemah pertumbuhannya hingga menjadi 3,3 persen pada 2012. Bandingkan dengan laju pertumbuhan yang mencapai 5,1 persen pada 2010 dan 3,8 persen pada 2011. Ekonomi Asia yang biasanya perkasa diperkirakan tumbuh lebih rendah pada 2012 atau 2013 menjadi 5,4 persen dan 5,9 persen atau turun 0,6 persen dan 0,7 persen dari proyeksi April 2012.

Emerging economy seperti China dan India yang bertahan pada krisis keuangan global pada 2008 diperkirakan pertumbuhan ekonominya turun. Laju pertumbuhan ekonomi China pada 2012 diperkirakan tinggal menjadi 7,8 persen dan India 4,9 persen.
 Bandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi China 2011 sebesar 9,2 persen dan India 6,8 persen (Sri Adiningsih, 2012). Dalam laporan IMF,saat ini negara-negara yang ekonomi dan industrinya tumbuh cepat (emerging markets), termasuk Indonesia, lebih tahan dibandingkan pada dekade sebelumnya. Bahkan dinyatakan ketahanan perekonomian negara-negara itu luar biasa karena mampu tumbuh tinggi dan lebih ekspansif daripada negara maju. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi di Asia, yang oleh IMF diperkirakan tetap menjanjikan, seharusnya disikapi hati-hati dan lebih jeli lagi.

Betapa tidak, dalam laporan Prospek Ekonomi Dunia di sela-sela pertemuan tahunan dengan Bank Dunia di Tokyo, Jepang, 9 November 2012,IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,3 persen. Pada Juli 2012, IMF masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada level 3,5 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Asia pada 2012 tetap menjanjikan, yaitu 6,7 persen dan 7,2 persen pada 2013. IMF juga memperingatkan bahwa perekonomian akan menjadi lebih buruk jika krisis zona euro tidak segera diselesaikan dan Washington gagal memperbaiki fiskalnya.

Pertumbuhan di negara berkembang yang biasanya melaju dengan cepat, seperti China, India, dan Brasil, juga akan melemah (Oliver Blanchard, 2012). Selain IMF, lembaga multilateral lain seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB), terlebih dulu memangkas perkiraan pertumbuhan global. Gejolak di pasar global dan pemangkasan anggaran di beberapa negara maju juga telah membuat risiko menjadi lebih tersebar di segala penjuru dunia, memperlambat perdagangan dan investasi.

Kegagalan dalam bertindak terhadap beberapa isu akan membuat prospek pertumbuhan akan menjadi lebih buruk lagi (Oliver Blanchard, 2012). Apalagi kendala yang dihadapi struktur ekonomi negara-negara ASEAN masih ada, yang umumnya tidak saling melengkapi, malahan saling bersaing. Misalnya pemasaran komoditi-komoditi tertentu, seperti minyak kelapa sawit antara Malaysia dan Indonesia, karet antaraThailand, Indonesia, dan Malaysia.

Persaingan juga terjadi antara Vietnam dan Indonesia dalam hal kopi robusta, dan antara Indonesia, Myanmar dan Laos dalam hal pemasaran kayu (log) dan kayu jati. Meski dalam sepuluh tahun terakhir negara-negara Asia Tenggara berada di bawah bayang-bayang China dan India, akan tetapi produk domestik bruto (PDB) gabungan 10 negara anggota ASEAN sudah melampaui PDB India, dan bisa menyalip PDB Jepang dalam 16 tahun ke depan. Kekuatan PDB ASEAN telah tumbuh dari sekitar USD600 miliar pada 2000 menjadi USD2,3 triliun tahun ini.

Salah satu faktor yang berpengaruh adalah aktivitas perdagangan dengan China. PDB ASEAN diperkirakan akan menyentuh USD4,7 triliun pada 2020 dan nyaris mencapai USD10 triliun pada 2030. Situasi ekonomi yang menguat di negara-negara besar kawasan ini, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina, juga diramalkan akan menarik lebih banyak investasi, lapangan kerja, dan merek-merek global ke Asia Tenggara (Rajiv Biswas, 2012). Sampai kapan kiprah Asia dan ASEAN sebagai salah satu penopang ekonomi dunia, pastinya waktulah yang menentukan.

FAUSTINUS ANDREA
Staf Peneliti CSIS, Jakarta
(Koran SI/Koran SI/ade)