Subscribe:

NATIONAL

Madame Putri: Global Network?
BEBERAPA pekan lalu, kita di gegerkan oleh kesaksian Ridwan Hakim, putra Ustadz Hilmi Aminudin di dalam persidangan Fathanah. Ketika itu, Ridwan mengemukakan penyadapan pembicaraan Ridwan dan Luthfi Hasan. Dalam sadapan itu terungkap nama Sengman, Haji Susu, Mas Bud, Dipo, Lurah, hingga yang paling menarik, Bunda Putri. Dalam tutur Ridwan, Bunda Putri adalah mentor bisnisnya. Dan dalam konfirmasi, Suswono mengenal Bunda Putri sewaktu peresmian pabrik pupuk organik terbesar di Asia Tenggara bersama SBY di Kalimantan Barat. Bantah berbantah pun terjadi di berbagai media nasional. Dari penelusuran AKTUAL, ada beberapa informasi menarik mengenai Bunda Putri, atau dikenal dalam pergaulan global dengan sebutan Madame Putri. Konfirmasi awal tentang mentor bisnis Ridwan, putra Ustadz Hilmi, benar memang "Madame" yang memberikan jalan ke Ridwan sebagai mentor bisnis. Tapi bisnis yang diajarkan bukan main proyek di dalam negeri, namun lebih ke orientasi global, perdagangan internasional, salah satunya adalah bisnis konveksi, terutama sebagai pemasok konveksi "Tudung"-Jilbab" untuk Turki. Melalui jalur yang dimiliki Madame, langsung melalui Erdogan, jalan bisnis Ridwan di Turki, memasok kain penutup aurat kaum muslimah cukup cerah. Ridwan diperintahkan sang Ayah, untuk belajar ke Madame, bukan sebuah alasan kosong, karena Sang Madame-lah penghubung jaringan Middle East ke Ustad Hilmi sejak lama, sebelum terbentuknya PK maupun PKS. Madame bukan sekedar penghubung antara PKS dan Demokrat, maka tidak heran, kalau kader-kader utama Ustad Hilmi pun diminta "sowan" ke Sang Madame untuk belajar. Madame memberi mentoring bisnis Ridwan ini menjadi satu hal yang menarik, selain memasok konveksi "Jilbab" ke Turki, Ridwan juga diberikan Madame jalan koneksi ke Mesir dan beberapa negara di Midlle East. Sebenarnya bukan hanya Ridwan, beberapa BUMN mendapat proyek miliaran dollar beberapa tahun lalu di Middle East khususnya di Saudi Arabia, karena tangan dingin sang Madame, tentunya sebelum kasus Hambalang mengemuka. Konfirmasi pernyataan menteri Suswono, mengenal Madame dalam peresmian Pabrik Pupuk organik terbesar di Kalimantan Barat, benar adanya. Memang betul pabrik pupuk organik ini "milik" Madame, meskipun dibantah oleh pihak resmi manajemen. Yang menggelitik, pengembangan pabrik pupuk organik ini cukup progresif. Namun sayang produk pupuk ini tidak mendapat tempat di dalam negeri, malah membuka pasar utama dengan ekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Padahal pupuk organik hasil temuan Madame ini memilik "enzim" luar biasa disebut sebagai penemuan fenomenal. Mungkin pabrik pupuk ini dianggap saingan atau rival dari pabrik pupuk BUMN, sehingga pasar utama mereka malah di luar negeri. Bahkan kita ketahui Petro Kimia Gresik atau saat ini menjadi PT Pupuk Indonesia Holding, malah terus melakukan import bahan baku pupuk kima terbesar dari Canpotex Kanada, melalui jejaring Wilmar atau ke Jordania Phospate Coorporation. Maklum negeri kita lagi demam impor, dengan margin yang lumayan untuk biaya politik sekaligus pensiun. Di lansir beberapa media nasional, Madame Putri seolah dikenal sebagai broker proyek Kementan, dikenal jaringan luas, lobby yang kuat baik di jajaran elit politik dan birokrasi. Tapi yang menarik tidak ada proyek di Kementan yang dipegang Madame. Ada suatu yang pertanyaan paradoks, kalau peran Madame yang "habitat" nya di Oil and Gas kok diseret ke bidang Pertanian? Apalagi Import daging? tergolong main recehan? Kenapa Madame sampai "terseret" dalam kasus sapi? Padahal Madame di kenal sebagai "Donatur" beberapa partai besar di Republik. Awal kemenangan Presiden Yudhoyono dan Partai Demokrat, hingga moncernya PKS di pemilu 2004 dan 2009. Penelusuran AKTUAL, Madame Putri adalah "strategic person" bagi Indonesia, khususnya dalam bidang Oil and Gas, makanya tidak heran, Petronas pun menjadikan Madame Puteri sebagai "advisor" bukan saja di Blok Natuna, namun advisor secara keseluruhan, tentunya Petronas dalam memilih seorang advisor tidak sembarang pilih, ada refrensial, global recommendation dan pertimbangan khusus. Bagaimana di balik cerita seluruh investasi SPBU Petronas di Indonesia di cabut? Apakah hanya alasan bisnis semata karena kran BBM subsidi? dan bagaimana Pertamina mesti duduk berunding dengan sang Madame di kantor pusat Petronas? Sebelum menjadi advisor di Petronas, Madame dikenal memiliki jaringan yang kuat di Aramco, Qatar Oil and Gas dan komunitas Trader Besar Oil and Gas di Dubai, Singapore hingga Hongkong. Hampir seluruh pemain Oil and Gas yang "genuine" mengetahui sepak terjang sang Madame. Kedekatan Madame dengan keluarga Raja Saudi Arabia, Emir Qatar, Kerajaan Thailand, Kerajaan Bolkiah Brunai, hingga Kaisar Jepang, cukup membuat AKTUAL terhenyak, siapa Madame sebenarnya? Belum lagi banyaknya foto-foto menteri era Soeharto hingga SBY yang berpose bersama Madame, terpampang di kediaman. Tentunya kedayatarikan Madame bukan sekedar memiliki daya "linuwih" karena memiliki darah dari Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah Cirebon. Atau banyak terkecohnya penyidik KPK, ketika menunjukkan foto Madame bersama dengan salah satu Konglomerat Taipan besar era Soeharto. Mungkin suatu saat kita akan lebih tahu tentang sosok Madame, bahkan mungkin membutuhkan perannya dalam waktu dekat, dalam menghadapi krisis ekonomi, khususnya kolateral import BBM yang sudah di ambang kritis. Sumber : m.aktual.co Artikel berikutnya »

0 komentar:

Posting Komentar