Subscribe:

Sabtu, 15 Desember 2012

Gangnam (?) Style

Aksi PSY dalam membawakan lagu Gangnam Style telah meracuni kalangan muda untuk mengikuti gaya tariannya yang dinilai unik. Video yang di upload ke youtube itu telah ditonton lebih dari 200 juta. Begitupun aksi FlashMob yang meng-cover gaya PSY tak kalah saing karena dilakukan dengan jumlah penari yang sangat banyak seperti yang pernah terjadi di bundaran HI Indonesia. Sebenarnya tau gak sih apa itu "Gangnam?"

Dikutip dari Visitkorea, Selasa (11/10), Gangnam adalah salah satu dari 25 distrik yang membentuk kota Seoul, Korea Selatan. Distrik Gangnam merupakan salah satu daerah yang paling makmur di Seoul dan terletak di sebelah tenggara kota. Dalam bahasa Korea, Gangnam berarti ‘Selatan sungai’.

Distrik Gangnam populer akan beragam tempat perbelanjaan dan tempat hiburannya, bahkan kawasan ini terkenal akan kehidupan malamnya yang tak kenal berhenti dan terus berdenyut hingga pagi hari.

Bar dan klub yang berada di distrik Gangnam memang buka sampai pukul 2.00 atau 4.00 pagi, beberapa restoran bahkan buka 24 jam. Harganya pun disebut-sebut relatif lebih murah di ketimbang di daerah Kangbuk (utara Sungai Han).

Bila Anda mempunyai hobi berbelanja, distrik Gangnam punya tempat berbelanja yang menarik yakni Rodeo Street. Di sepanjang jalan ini dari arah stasiun Gangnam hingga Stasiun Samseong Anda dapat menemui beragam toko yang menjajakan berbagai jenis barang.

Kawasan Rodeo Street memang terkenal sebagai pusat fesyen nomor satu di Korea Selatan. Kawasan ini sudah ada sejak 1990an. Pada zaman dahulu, Rodeo Street hanya menjual barang-barang mewah dengan harga selangit yang ditujukan untuk kalangan ekonomi atas, namun kini tak lagi.

Tak hanya terkenal akan tempat berbelanjaan yang menarik dan tempat hiburan yang gemerlap, distrik Gangnam juga mempunyai beberapa tempat ideal untuk berwisata, salah satunya adalah kuil Bongeunsa yang berada di seberang COEX Mall.

Kuil Bongeunsa merupakan salah satu kuil tertua yang ada di Gangnam. Kuil ini dibangun pada 794 masa pemerintahan Kerajaan Silla. Pada 1939, mayoritas bangunan asli dari kuil ini terbakar ketika dijajah Jepang. Seiring berjalannya waktu, kuil ini direnovasi dan dibangun kembali.

Selain itu ada pula Museum Kimchi Pulmuone. Museum ini memuat sejarah kimchi, cara pembuatan, jenis-jenis kimchi, bahan-bahan pembuatnya, literatur mengenai kimchi, bahkan Anda dapat membuat kimchi di museum ini. Tiket masuk ke museum ini sebesar 3.000 Won (sekitar Rp 25 ribu).

Senin, 26 November 2012

Awal Mula Konflik Israel-Palestina


Peace be upon us !!
Sebenarnya konflik antara bangsa yahudi dan Palestina ini sudah terjadi sejak dahulu kala, yaitu ketika Daud melawan Golliath dari bangsa filistin yang konon nama kuno dari bangsa Palestina. Namun itu masih menjadi perdebatan. Jadi betapa kunonya konflik Israel-Palestina  ini bahkan  mungkin sampai kiamat akan tetap berkonflik. 
Berdasarkan sejarah, bangsa Yahudi memang sudah ada di Palestina namun dalam populasi yang sedikit. Sebelum PD I, Palestina dikuasai oleh Turki Ottoman selama lebih dari 400 tahun. Dibawah rezim ottoman, kondisi terbilang aman dan jauh dari kekerasan yang sangat berbeda ketika berada di bawah kolonialisasi Inggris. 
Pada waktu itu sekitar abad 19, orang yahudi masih banyak tersebar di Eropa, terutama di imur dan tengah. kehidupan mereka sangat menyedihkan, selalu mengalami penindasan, penyiksaan serta pembunuhan yang jumlahnya sangat banyak. Seperti di Ukraina yang menewaskan 10.000 bangsa yahudi belum lagi di negara-negara eropa lainya. 
Ketika PD I (1914-1918) bergejolak di eropa, negara yang dominan waktu itu adalah Jerman melawan Inggris dan Prancis, sedangkan Turki Ottoman yang juga ikut dalam konflik itu lebih memilih bersekutu dengan Jerman, sehingga menjadikan musuh alami Inggris dan Prancis. Selagi mereka berkonflik, dua bangsa besar arab dan yahudi selalu mengamati perkembangan yang terbaru mengenai konflik di Eropa sana. Bahkan kedua bangsa itu dengan membawa kepentingan masing-masing bekerja sama untuk mendepak Turki Ottoman dari Timur Tengah. Bangsa arab dibawah pemimpin Mekkah Hussain bin Ali memutuskan untuk bersekutu dengan Inggris dengan syarat jika perang berakhir, Inggris harus mengakui kemerdekaan negara-negara arab namun Inggris dan Prancis sebelumnya telah menandatangani perjanjia Sykes-Picot (1917) yang isinya pembagian lahan bekas jajahan Turki ottoman. Disini bangsa arab tertipu.
Sedangkan pemimpin komunitas yahudi di Inggris, Baron Rothschild menemui dan melobi menlu Inggris pada waktu itu Arthur James Balfour yang pada 2 November 1917 keluar deklarasi Balfour yang berisi pemerintah Inggris akan memberikan rumah bagi bangsa yahudi di Palestina dengan syarat tidak mengganggu hak keagamaan dan warga sipil non-yahudi disana. Inilah awal mula akses menuju konflik.
Dipenghujung PD I dengan kekalahan Turki Ottoman dan sekutu dibutlah perjanjian damai Sevres pada 10 Agustus 1920 dimana isi deklarasi balfour dimasukan di dalamnya. Sesuai dengan perjanjian Skyes-Picot, Prancis memdapatkan Suriah dan Lebanon sedangkan Inggris mendapat Irak dan Palestina. Irak dipercayakan pada Faisal anak dari Hussain bin Ali sebagai raja Irak lalu Palestina tetap di bawah Inggris. Palestina dibagi menjadi dua, yaitu wilayah Transjordan di pimpin oleh Abdulloh anak Husaain bin Ali dan tepi barat langsung oleh Inggris.
peningkatan jumlah Imigran besar-besaran terjadi selama tahun 1919-1926 yang mencapai 90.000 orang dengan menempati tanah-tanah yang dibeli Zionis secara legal dari para tuan tanah arab, namun karena semankin banyaknya warga yahudi yang datang akhirnya terjadi perebutan lahan yang menyebabkan pertumpahan darah. Sebenarnya, Otoritas Inggris melarang membeli tanah, akan tetapi terlalu banyak imigran illegal sehingga susah untuk diatur atau diusir. Oleh karena itu, warga lokal menentang penjualan tanah tersebut kepada para imigran namun tetap dilanggar. Sehingga warga arab Palestina tersingkirkan dan melakukan perlawanan sampai saat ini. 

Ada juga sumber yang menyebutkan kalau konflik itu bukan karena yahudinya, akan tetapi pada masa kekuasaan Turki Ottoman, bangsa yahudi yang pindah ke Palestina itu pendatang dari yahudi Rusia, dimana dulu sempat terjadi perang di kawasan balkan antara Turki Ottoman melawan Russia. Yang ditakutkan Turki adalah mereka menjadi perpanjangan tangan dari pemerintah Russia, lalu mereka dianggap bangsa Russia eropa bukan karena mereka adalah yahudi.

sumber: berbagai sumber.

Sabtu, 24 November 2012

Perang Psikologis


Ketika pemerintahan Amerika memutuskan untuk menyerbu Panama, salah satu perhitungan mereka adalah bagaimana meminimalisasi jatuhnya korban bagi para prajuritnya. Umumnya prajurit Amerika yang diterjunkan ke medan perang Panama telah diberi tahu bahwa dalam peperangan mereka akan menghadapi prajurit profesional. Untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar, CIA dan militer pun bekerjasama yang kemudian menghasilkan strategi tempur untuk menggempur Panama adalah melalui taktik perang psikologis.
Taktik perang psikologis adalah secara terus menerus memberitahu kepada militer dan rakyat panama bahwa Operation Just Cause merupakan operasi militer untuk menangkap Noriega dan antek-anteknya dan bukan merupakan perang untuk menguasai wilayah. Demi menimbulkan efek kejut, tulang punggung serbuan Amerika ke Panama kemudian dititikberatkan kepada  pasukan payung 82nd Airbone Division yang bertugas menguasai fasilitas vital di Panama. Sementara pasukan darat yang telah berhasil memasuki kota Panama melaksanakan perang psikologis dengan cara menyebar pamflet serta informasi melalui pengeras suara yang memberi informasi sebaiknya PDF tidak melawan.
Untuk menangkap Noriega, militer AS mempercayakan tugasnya kepada pasukan khusus Navy Seal karena pasukan khusus itu selain mahir bertempur juga mengerti diplomasi dan politik. Strategi perang psikologis ini ternyata lancar. Noriega berhasil diringkus dalam kondisi hidup, Panama bisa diarahkan AS untuk menjadi negara antinarkoba serta lebih demokratis.


Sumber : majalah Angkasa.

Kamis, 22 November 2012

Penentu Kemudi di Asia


Minggu ini adalah minggu besar di Asia Timur dan Asia Tenggara, karena di kawasan ini terlaksana perhelatan besar bernama Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur 2012 (East Asian Summit/EAS 2012).

ejak Senin sore, delegasi yang terdiri atas kepala-kepala negara serta menteri luar negeri berkumpul dan saling berpidato mengutarakan harapannya pada EAS. Tuan rumah tahun ini adalah Kamboja. EAS adalah forum tahunan yang terbentuk sejak 2005 bagi 18 negara, yakni 10 negara anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam) dan delapan negara dengan kerangka kerja sama khusus di ASEAN yakni China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).

Melalui forum EAS, ASEAN berupaya merangkul sebanyak-banyaknya mitra strategis di dunia dan menunjukkan giginya dalam "menyetir" agenda-agenda politik internasional, terutama yang menyangkut nasib negara-negara di kawasan Asia. Tahun ini Rusia dan AS pertama kali ikut dalam EAS. Samasepertihalnya pertemuan-pertemuan tingkat tinggi lainnya, EAS tidak hanya menarik karena apa yang diungkapkan dalam pertemuan resmi, tetapi juga apa yang dilakukan para pimpinan delegasi menjelang acara atau di sela-sela acara.

Diplomat selalu berkata bahwa tahap-tahap negosiasi dimulaijustrudiluarruangsidang. Yang cukup heboh adalah Presiden Barack Obama dari AS. Sebelum berangkat ke kawasan Asia, dia sudah mengeluarkan pernyataan bahwa AS ingin menegaskan lagi pentingnya posisi Asia dalam agenda luar negeri AS saat ini.

Istilah Obama: AS sedang melakukan pivot (melibatkan diri lagi dalam porsi yang cukup besar di kawasan ini). Setibanya di Asia, dia melakukan kunjungan pertama kali ke Myanmar; negara yang pernah diembargo secara ekonomi oleh AS dan menjadi target kritik keras dunia.

Myanmar adalah negara yang sampai sekarang masih dikuasai oleh junta militer, dikenal punya kecenderungan untuk lebih pro ke China dalam hal politik luar negeri. Di sana Obama difoto sedang merangkul hangat tokoh demokrasi dan Hak Asasi Manusia Aung San Suu Kyi yang bertahuntahun menjadi tahanan politik junta militer. Obama memilih untukberkunjung ke Rangoon, bekas ibu kota yang juga lokasi dari universitas besar dan pergerakan demokrasi, dan bukan ke Naypyidaw, ibu kota tempat junta militer berkuasa.

 Tapi dengan diplomatis Obama memilih menyebut nama Myanmar, nama yang diberikan oleh junta militer pada negeri itu, dan bukan Burma yang merupakan nama kolonial. Dari Rangoon di Myanmar Obama menyuarakan tiga hal. Pertama, Myanmar bukan lagi negara rendahan di Asia, karena AS sudah menerimanya dengan tangan terbuka. Kedua, bahwa AS menghargai negaranegara yang mengembangkan demokrasi dan perlindungan HAM.

Itu sebabnya AS cukup keras terhadap Perdana Menteri Kamboja Hun Sen karena negeri itu dianggap belum ramah HAM. Ketiga, bahwa orang-orang AS perlu menyadari bahwa masa depan AS tidak lagi ada di "Barat", tetapi justru di "Timur" yakni Asia.

Tentu saja, A Sapa lagi Obama sebenarnya bukan perhatian utama EAS. Dan, bukan cuma AS yang sedang mengelus-elus ego Asia. Rusia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Lavrov menegaskan komitmen kehadiran Rusia di Asia. Rusia bangga dengan sejumlah inisiatif kerja sama perdagangan bebas di kawasan Asia serta investasinya membuka jalur gas dari Rusia ke China. Jepang, Korea Selatan, dan China mendorong ASEAN untuk memperkuat kerja sama sesama negara Asia.

Apa reaksi Asia? Dengan melebarkan keanggotaan dan melibatkan AS dan Rusia, negara-negara Asia sedang berusaha untuk bersama-sama mencari titik keseimbangan baru dalam tatanan politik global, di mana Asia memainkan peranan yang lebih penting dibandingkan di masa-masa lalu. Ini bukan hal mudah. Bukan rahasia bahwa di dalam Asia sendiri masih ada kegamangan tentang siapa yang memegang kemudi di Asia.

Indonesia misalnya. Kita tahu persis bahwa yang seharusnya memegang kemudi di Asia adalah ASEAN, dan bahwa Indonesia sebagai negara besar pencetus dan pembina ASEAN bisa menegaskan pentingnya ASEAN sebagai pusat kegiatan negara di kawasan Asia Tenggara sampai ke kawasan Pasifik. Namun,kita masih bingung menghadapi Filipina yang sekarang sebentar- sebentar selalu berteriak minta tolong ke AS atau Kamboja yang lebih akrab dengan China.

Ketegangan kedua negara ini tergambar ketika Perdana Menteri Kamboja menyimpulkan hasil pidatopidato yang masuk tentang kesepakatan ASEAN untuk bergerak bersama dalam menjaga keutuhan ASEAN. Presiden Filipina justru melakukan interupsi dengan mengatakan bahwa keutuhan ASEAN tidak bisa dinyatakan sebagai konsensus karena bagi Filipina, ASEAN bukanlah satu-satunya jalur kerja sama yang dapat mendorong pencapaian kepentingan nasional Filipina. Wah…repot ya.

Sebenarnya dua hal saja perlu diingat. Pertama, bahwa EAS dilahirkan dan dibuat rutin karena ada keyakinan bahwa masalah-masalah di kawasan ini perlu diselesaikan dengan cara duduk bersama, saling melontarkan wacana, dan dilanjutkan dengan pencarian solusi melalui pendekatan personal ke para kepala negara. Kedua, EAS lahir karena cita-cita menempatkan ASEAN sebagai pengemudi bagi nasibnya sendiri di antara tarik-menarik kepentingan negara-negara besar dan syukur-syukur ikut menentukan tatanan hubungan internasional masa ini dan mendatang.

Dalam kerangka ASEAN pasca-Deklarasi ASEAN 2008, sebenarnya relatif tidak ada yang “abu-abu” lagi dalam aturan ASEAN. ASEAN menolak intervensi asing dalam wujud apa pun di kawasan ini. Masalah di kawasan ini harus diselesaikan dengan cara yang disepakati oleh semua negara di ASEAN, dengan cara damai yang efisien. ASEAN bahkan telah mengembangkan sejumlah inisiatif agar berdikari dan berdaya pikat dalam pergaulan internasional.
Dan bila ada anggota yang melenceng dari prinsip itu, dia bisa ditegur langsung.Artinya,ayolah tegas pada negara-negara ASEAN yang masih menomorduakan ASEAN dalam politik luar negerinya. Selanjutnya, Indonesia perlu berani ikut menaruh agenda dalam dialog EAS. Tidak semata mengambil isuisu yang memang sudah diagendakan penting bagi Asia seperti penyelesaian Laut China Selatan. Toh, detail penyelesaian tidak akan diputuskan di forum ini.

Justru gunakanlah momen saling berwacana antarkepala negara untuk menegur Rusia yang mengklaim sudah menginvestasikan ini-itu di ASEAN, tapi sebenarnya itu terkonsentrasi di China dan negara-negara yang pro-China.Indonesia juga bisa mengambil pengalaman rumitnya membangun kerja sama riil masa kini dengan Rusia karena haluan prioritas kedua negara belum sejalan. Kepada AS, kita perlu menegur sikap AS ke negara-negara Timur Tengah dalam hal perlindungan HAM dan demokrasi. ASEAN perlu mempertimbangkan apakah sikap AS di Timur Tengah adalah sebuah standar ganda dalam penegakan HAM atau memang demikianlah konsistensi AS dalam berpolitik.

Kita bisa katakan pada AS bahwa Indonesia menghargai segala ungkapan perhatian AS bagi Asia dan kita mencermati juga konsistensi AS dalam penerapan prinsip-prinsip HAM dan demokrasi di belahan dunia lain. Terlepas dari bagaimana hasilnya nanti, pertemuanpertemuan tingkat tinggi apa pun harusnya memberikan manfaat bagi kita masyarakat awam yang jauh dari politik. Mungkin ini persoalan komunikasi, tetapi pemerintahan SBY belum dapat menjelaskan kepada publik apa manfaat dari pertemuan tersebut untuk persoalan-persoalan yang kita hadapi.

Contoh mengenai TKI yang diperkosa, isu TKI on Sale, masalah perdagangan antarnegara, alih daya, dan seterusnya. Seandainya belum ada bukti, minimal ada penjelasan secara lisan. Dengan demikian, kita bisa tahu apakah pemerintah Indonesia menjadi kemudi di dalam ASEAN atau hanya "sopir tembak".

DINNA WISNU, PhD
Co-Founder & Direktur Pascasarjana Bidang Diplomasi, Universitas Paramadina
@dinnawisnu
(Koran SI/Koran SI/ade)

ASEAN dan Tantangan Ekonomi Global

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-21 yang berlangsung di Istana Perdamaian, Phnom Penh, Kamboja, 18-20 November 2012, memberi harapan ASEAN dalam memasuki fase baru untuk meningkatkan hubungan dengan komunitas global.

Penegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sesi pleno KTT ASEAN ke-21 itu kemudian dimanfaatkan sebagai peningkatandaya tahan ASEAN dari krisis keuangan global memasuki ASEAN 2015. Persoalannya, meski ASEAN tengah mengantisipasi dampak krisis Eropa dan perlambatan ekonomi Amerika Serikat bagi kawasan dengan penguatan konektivitas ASEAN serta meningkatkan daya saing dan daya tahan, ada dua tantangan yang menghadang ASEAN.

Pertama, dalam menghadapi China, apakah ASEAN mampu mengakomodasi secara baik isu Laut China Selatan. Kedua, sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi dunia saat ini, Asia dan ASEAN belum begitu solid dalam menata struktur ekonomi yang ada.

Tantangan ASEAN

 Globalisasi yang lahir dari belahan Barat seolah menjadi sebuah imperium yang tidak satu negara pun mampu menghindari. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, beroperasinya institusi-institusi internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, serta mekanisme pasar bebas dengan organisasi perdagangan dunianya, telah mendorong globalisasi secara masif dan ekstensif ke berbagai penjuru dunia.

Dalam konteks itu, hegemoni negara-negara adikuasa semakin terasa mengimpit negara berkembang dan menempatkannya pada posisi tidak menguntungkan, demikian halnya ASEAN. Joseph Stiglitz (2002) menyebutkan, globalisasi secara tipikal diartikan dengan penerimaan kapitalisme unggul gaya Amerika Serikat.

Di lain pihak,negara-negara berkembang harus menerima bagian globalisasi jika ingin tetap tumbuh secara ekonomi dan mampu memerangi kemiskinan secara efektif. Ancaman globalisasi jika tidak diartikan secara aktif oleh ASEAN bisa meruntuhkan sendi-sendi kemitraan dan solidaritas yang telah lama terbangun.

Pada perkembangannya, meski ASEAN telah membentuk mekanisme ASEAN Plus Three dengan China, Jepang dan Korea Selatan; East Asia Summit (EAS) dengan negaranegara mitra wicara,seperti AS, Uni Eropa,Australia, Jepang, China, Korea Selatan, dan Rusia.Juga dengan ASEAN Regional Forum (ARF) yang beranggotakan negara-negara besar, tidak mampu menangkal hegemoni dari negara besar itu. China, misalnya, dalam KTT ASEAN ke- 21 di Kamboja, tidak mau kompromi bahwa agenda tentang Laut China Selatan dijadikan sebuah deklarasi bersama ASEAN.

 China tetap pada prinsipnya menolak multilateralisasiklaim tumpang tindih kedaulatan di Laut China Selatan. Krisis ASEAN-China ini berpotensi mengganggu volume perdagangan dan investasi dunia dan kegagalan ASEAN ini berpotensi memecah ASEAN yang selama ini dikenal kohesif dalam berdiplomasi. Lebih-lebih ASEAN selalu mengadvokasi sentralitas ASEAN.

Penopang Pertumbuhan Dunia

Dengan integrasi dan interdependensi yang makin solid dengan kekuatan-kekuatan ekonomi besar di Asia, seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan, ASEAN 2015 berpeluang menjadi bagian penting dari emerging economies yang akan menjadi alternatif pertumbuhan ekonomi dunia pada saat ekonomi AS dan Uni Eropa masih terus dibayangi krisis.

Berdasarkan perkiraan International Monetary Fund (IMF), ekonomi global akan melemah pertumbuhannya hingga menjadi 3,3 persen pada 2012. Bandingkan dengan laju pertumbuhan yang mencapai 5,1 persen pada 2010 dan 3,8 persen pada 2011. Ekonomi Asia yang biasanya perkasa diperkirakan tumbuh lebih rendah pada 2012 atau 2013 menjadi 5,4 persen dan 5,9 persen atau turun 0,6 persen dan 0,7 persen dari proyeksi April 2012.

Emerging economy seperti China dan India yang bertahan pada krisis keuangan global pada 2008 diperkirakan pertumbuhan ekonominya turun. Laju pertumbuhan ekonomi China pada 2012 diperkirakan tinggal menjadi 7,8 persen dan India 4,9 persen.
 Bandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi China 2011 sebesar 9,2 persen dan India 6,8 persen (Sri Adiningsih, 2012). Dalam laporan IMF,saat ini negara-negara yang ekonomi dan industrinya tumbuh cepat (emerging markets), termasuk Indonesia, lebih tahan dibandingkan pada dekade sebelumnya. Bahkan dinyatakan ketahanan perekonomian negara-negara itu luar biasa karena mampu tumbuh tinggi dan lebih ekspansif daripada negara maju. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi di Asia, yang oleh IMF diperkirakan tetap menjanjikan, seharusnya disikapi hati-hati dan lebih jeli lagi.

Betapa tidak, dalam laporan Prospek Ekonomi Dunia di sela-sela pertemuan tahunan dengan Bank Dunia di Tokyo, Jepang, 9 November 2012,IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,3 persen. Pada Juli 2012, IMF masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada level 3,5 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Asia pada 2012 tetap menjanjikan, yaitu 6,7 persen dan 7,2 persen pada 2013. IMF juga memperingatkan bahwa perekonomian akan menjadi lebih buruk jika krisis zona euro tidak segera diselesaikan dan Washington gagal memperbaiki fiskalnya.

Pertumbuhan di negara berkembang yang biasanya melaju dengan cepat, seperti China, India, dan Brasil, juga akan melemah (Oliver Blanchard, 2012). Selain IMF, lembaga multilateral lain seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB), terlebih dulu memangkas perkiraan pertumbuhan global. Gejolak di pasar global dan pemangkasan anggaran di beberapa negara maju juga telah membuat risiko menjadi lebih tersebar di segala penjuru dunia, memperlambat perdagangan dan investasi.

Kegagalan dalam bertindak terhadap beberapa isu akan membuat prospek pertumbuhan akan menjadi lebih buruk lagi (Oliver Blanchard, 2012). Apalagi kendala yang dihadapi struktur ekonomi negara-negara ASEAN masih ada, yang umumnya tidak saling melengkapi, malahan saling bersaing. Misalnya pemasaran komoditi-komoditi tertentu, seperti minyak kelapa sawit antara Malaysia dan Indonesia, karet antaraThailand, Indonesia, dan Malaysia.

Persaingan juga terjadi antara Vietnam dan Indonesia dalam hal kopi robusta, dan antara Indonesia, Myanmar dan Laos dalam hal pemasaran kayu (log) dan kayu jati. Meski dalam sepuluh tahun terakhir negara-negara Asia Tenggara berada di bawah bayang-bayang China dan India, akan tetapi produk domestik bruto (PDB) gabungan 10 negara anggota ASEAN sudah melampaui PDB India, dan bisa menyalip PDB Jepang dalam 16 tahun ke depan. Kekuatan PDB ASEAN telah tumbuh dari sekitar USD600 miliar pada 2000 menjadi USD2,3 triliun tahun ini.

Salah satu faktor yang berpengaruh adalah aktivitas perdagangan dengan China. PDB ASEAN diperkirakan akan menyentuh USD4,7 triliun pada 2020 dan nyaris mencapai USD10 triliun pada 2030. Situasi ekonomi yang menguat di negara-negara besar kawasan ini, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina, juga diramalkan akan menarik lebih banyak investasi, lapangan kerja, dan merek-merek global ke Asia Tenggara (Rajiv Biswas, 2012). Sampai kapan kiprah Asia dan ASEAN sebagai salah satu penopang ekonomi dunia, pastinya waktulah yang menentukan.

FAUSTINUS ANDREA
Staf Peneliti CSIS, Jakarta
(Koran SI/Koran SI/ade)

Jumat, 16 November 2012

Mengenal Kategori Badai

Badai Sandy telah menghantam pantai timur Amerika Serikat, Selasa (30/10/2012). Berita terbaru, selain mengakibatkan banjir di New York, badai ini juga telah menewaskan 13 orang.

Satu hal yang membuat bingung adalah kekuatan badai ini. Dalam banyak pemberitaan, badai Sandy yang menghantam Amerika Serikat dikatakan masuk dalam kategori 1. Apa sebenarnya maksud kategori 1?

Seperti halnya gempa yang dinyatakan dengan magnitud atau skala Richter, badai juga memiliki satuan. Kekuatan badai dinilai dari kecepatan geraknya yang dinyatakan dalam km/jam atau mil/ jam. Badai dikategorikan berdasarkan Saffir-Simpson Hurricane Scale (SSHS).

SSHS dikembangkan oleh pakar teknik sipil Herbert Saffir dan meteorolog Bob Simpson yang saat itu menjabat direktur National Hurricane Center (NHC) di Amerika Serikat. Skala diperkenalkan kepada publik pada tahun 2973 dan mulai banyak digunakan tahun berikutnya.

Skala badai mulanya dikembangkan Saffir pada tahun 1969 saat ia menyadari sulitnya menyatakan besarnya dampak badai. Saffir kemudian menggolongkan badai dalam lima kategori berdasarkan kecepatan. Simpson kemudian menambahkan faktor banjir dan gelombang badai dalam klasifikasi.

Pada tahun 2009, sedikit perubahan dilakukan pada SSHS. Skala tidak memperhitungkan faktor banjir, lokasi dan curah hujan, hanya memperhitungkan kecepatan angin. Skala ini kemudian disebut Saffir Simpson Hurricane Wind Scale (SSHWS).

Infrormasi NHC, skala SSHWS mulai efektif 15 Mei 2010. Namun, pada tahun 2012, sedikit perubahan kembali dilakukan. Rentang dalam kategori 4 diperluas 1 mil per jam ke atas dan bawah.

Dengan klasifikasi badai berdasarkan kecepatannya, bisa diperkirakan dampak hantaman badai yang terjadi. Lima kategori badai beserta perkiraan dampaknya sesuai dideskripsikan di situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) adalah sebagai berikut :

Kategori 1.
Kecepatan 119 - 153 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik dapat mengalami kerusakan pada atap. Cabang pohon besar bisa patah. Kerusakan jaringan listrik bisa terjadi.

Kategori 2
Kecepatan 154 - 177 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan di atap dan bangunan. Pohon-pohon yang akarnya dangkal bisa tercerabut dan tumbang. Listrik bisa padam dalam hitungan hari ke
Kategori 3
Kecepatan 178 - 208 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan atap dan bangunan. Banyak pohon akan tumbang. Listrik dan air sulit didapatkan dalam hitungan hari ke minggu.

Kategori 4
Kecepatan 209 - 251 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan parah pada atap dan bangunan. Pohon dan tiang listrik berpotensi tumbang. Pohon mungkin bisa mengisolasi daerah tertentu. Listrik bisa padam dalam hitungan minggu hingga bulan. Banyak daerah tak bisa dihuni dalam beberapa minggu atau bulan.

Kategori 5
Kecepatan lebih dari 252 km/jam. Banyak rumah akan mengalami kerusakan parah dan mungkin rubuh. Banyak wilayah akan terisolasi akibat pohon yang tumbang. Listrik dan air tak dapat didapatkan dalam hitungan minggu hingga bulan. Banyak area tak bisa dihuni.

Badai Sandy saat menghantam Amerika Serikat memiliki kecepatan 75 km/jam. Badai ini bisa mengakibatkan dampak parah sebab bergabung dengan badai dan angin dingin lain yang juga melintasi Amerika Serikat.

Salah satu badai yang mencapai kategori 5 adalah Badai Katrina yang melanda Amerika Serikat pada 23 - 30 Agustus 2005. Kecepatan badai itu mencapai 280 km/jam. Badai tersebut dikatakan menjadi salah satu badai terburuk sepanjang sejarah.

Di bawah badai (hurikan), terdapat pula yang disebut siklon tropis atau depresi tropis. Siklon tropis memiliki kecepatan 63 - 118 km/jam sementara depresi tropis punya kecepatan kurang dari 62 km/jam.
Sumber :
Editor :
yunan

Refleksi Al Gore tentang Badai Sandy

KOMPAS.com — Badai Sandy yang membuat lumpuh kota-kota jantung dunia seperti New York memicu banyak pihak berkomentar dan berefleksi. Refleksi yang muncul antara lain betapa badai tersebut mengingatkan umat manusia akan dampak perubahan iklim.

Al Gore, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, adalah salah satu pihak yang dalam refleksinya mengaitkan kontribusi perubahan iklim dalam besarnya dampak badai Sandy. Meskipun secara ilmiah belum terbukti, ia meyakini bahwa badai Sandy tak cuma dipengaruhi faktor cuaca.

Tulisan Al Gore sebagaimana dimuat dalam blog pribadinya, blog.algore.com adalah sebagai berikut.


Minggu ini, bangsa kita (Amerika serikat-red) dengan penuh kegelisahan melihat bagaimana badai Sandy menghantam Pantai Timur dan menyebabkan kerusakan di banyak wilayah—berdampak pada jutaan orang. Kini lebih dari sebelumnya, tetangga kita membutuhkan bantuan. Tolong pertimbangkan untuk memberikan donasi atau menjadi sukarelawan bagi organisasi kemanusiaan lokal.

Gambaran banjir yang diakibatkan badai Sandy mengingatkan kita pada bencana yang sama—walaupun dalam skala lebih kecil— yang terjadi di Nashville dua tahun lalu. Ada curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir, malapetaka, dan menenggelamkan beberapa wilayah di kampung halaman saya. Bagi saya, banjir di Nashville luar biasa. Bagi banyak pihak, badai Sandy membuktikan peristiwa yang sama: waktu di mana krisis iklim—yang kadang terasing jauh dari kesadaran keseharian kita—benar-benar menjadi kenyataan.

Walaupun badai yang menerjang Nashville bukanlah siklon tropis seperti badai Sandy, kedua badai diperkuat oleh perubahan iklim. Ilmuwan mengatakan pada kita bahwa dengan membuang 90 juta ton polusi gas rumah kaca ke atmosfer setiap harinya, kita mengubah lingkungan di mana semua badai terbentuk. Seiring atmosfer dan lautan menghangat, badai akan menjadi lebih berenergi dan kuat. Badai Sandy dan banjir di Nashville mengingatkan kita pada hal tersebut. Bencana lain terkait iklim telah membawa pesan yang sama pada ratusan juta orang.

Badai Sandy juga diakibatkan oleh gejala lain dari krisis iklim. Seiring badai bergerak mendekati Pantai Timur, badai memungut energi dari air lautan yang secara abnormal hangat. Pada saat yang sama, banjir akibat badai diperburuk oleh kenaikan ketinggian permukaan air laut. Ilmuwan mengatakan pada kita bahwa jika kita tidak mengurangi emisi, masalah akan menjadi semakin buruk.

Badai Sandy adalah sinyal bahwa hal tersebut akan terjadi. Kita harus mengindahkan peringatan tersebut dan bergerak cepat menyelesaikan krisis iklim. Energi "kotor" menyebabkan cuaca yang juga "kotor".
Sumber :
Editor :
yunan

Agus Yudhoyono: Saya Tak Lahir Sebagai Anak Presiden

Jakarta - Mayor Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono kini menjabat Kepala Operasi Infanteri 17 Brigade Airbone Kostrad TNI AD. Namun hingga kini, Agus lebih banyak dikenal sebagai putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketimbang sosoknya secara personal.

Agus lahir pada 10 Agustus 1978 . Dia memang putra sulung SBY dan Ibu Negara Kristiani Herawati. Seperti ayahnya, ia juga memilih jalur militer, jalur yang beda dengan sang adik, Edhie Baskoro (Ibas) yang aktif berpolitik.

Agus mengakui memang tidak banyak yang mengetahui bagaimana perjalanan hidupnya sebelum sang ayah menjadi Presiden. “Mungkin lebih banyak orang melihat saya saat ini (anak presiden), tetapi tentu sebenarnya saya mengikuti perjalanan karier orang tua dari bawah,” kata Agus.

Bagaimana lulusan Harvard University itu menyikapi pandangan itu? Mengapa ia memilih karier militer? Bagaimana ia memaknai Sumpah Pemuda?

Berikut wawancara Isfari Hikmat dari majalah detik dengan Kepala Operasi Infanteri 17 Brigade Airbone Kostrad TNI AD Mayor Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., M.P.A. di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Rabu 24 Oktober 2012:

Sekarang Anda dikenal sebagai putra Presiden SBY. Bagaimana Anda menyikapi hal ini?

Memang tidak banyak yang mengetahui bagaimana perjalanan saya sampai dengan hari ini. Mungkin lebih banyak orang melihat saya saat ini (anak presiden), tetapi tentu sebenarnya saya mengikuti perjalanan karier orang tua dari bawah.

Saya tidak terlahir sebagai anak presiden, tetapi saya terlahir sebagai anak seorang perwira muda yang meniti kariernya dari bawah, dengan segala tantangan dan permasalahannya.

Saya rasa itu adalah hal yang indah karena saya banyak belajar dari pengalaman orang tua saya, itu juga membekali perjalanan hidup sejak saya menetapkan profesi sebagai prajurit di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Saya meyakini kedua orang tua saya selalu ingin menempa saya agar jadi manusia yang baik, yang tidak hanya mendapatkan kemudahan. Namun juga meniti karier dan hidupnya dengan tempaan hidupnya yang tidak ringan dan sederhana, dibarengi juga oleh doa mereka agar saya memiliki kekuatan mengatasi rintangan itu.

Mengapa Anda memilih berkarier di militer?

Profesi militer di negara mana pun memiliki tanggung jawab yang besar. Persepsi umum, menjadi prajurit itu sulit. Artinya menghadapi tugas-tugas yang penuh risiko, penuh tantangan. Risiko itu dimulai dari yang paling kecil meninggalkan keluarga, jauh, dan dalam waktu yang cukup lama, sampai dengan risiko kehilangan nyawa di medan pertempuran.

Kalau ditanya kenapa memilih masuk ke sana meski sudah tahu risikonya, itu tidak terlepas dari inspirasi yang diberikan, ditunjukkan orang tua saya, kakek saya. Termasuk anggota keluarga besar lainnya yang tidak sedikit menjadi perwira militer. Kenapa memilih militer, karena militer adalah pekerjaan yang mulia, dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang kita miliki. Tentu kita ingin melakukan yang terbaik.

Siapa yang menjadi inspirasi Anda?

Saya terinspirasi dari sosok perwira dan prajurit yang penuh dedikasi, hampir setiap saat, waktu dan energinya diberikan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dan tugas-tugas itu sekali lagi penuh dengan risiko. Sering saya sejak kecil ditinggal tugas oleh orang tua, saya hanya bertiga dengan ibu dan adik saya, (kami) masih kecil-kecil.

Bahkan saya mengikuti penugasan ayah ketika itu di Timor Timur, menjadi komandan Batalion Satuan Tempur di sana, ketika itu situasinya masih mencekam. Kita menghadapi gangguan separatisme ataupun kelompok yang ingin merdeka ketika itu, saya merasakan betul betapa sulitnya keadaan, dan pengorbanan keluarga tidak sedikit.

Apa yang saya ambil dari cerita panjang tadi, semua profesi baik, semua profesi mulia, apa pun itu. Tetapi memang menjadi prajurit menuntut lebih, dedikasi tanpa kenal batas, unlimited dedication. Karena kita teken kontrak sejak awal, siap menyerahkan jiwa dan raga untuk tugas negara. Tanda tangan.

Saya merinding kalau cerita seperti ini, karena memang itulah yang ditekankan pertama kali ketika masuk akademi militer. Dan itu merupakan nilai dalam kehidupan, juga pada akhirnya. Bahwa dalam setiap kesempatan kita ingin berbuat yang terbaik untuk bisa menjamin kepentingan nasional kita.

Bagaimana Anda memaknai Sumpah Pemuda?

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang unik, beragam latar belakang budaya, agama, dan suku, tapi itulah yang membuat kita indah karena ada pemersatu. Kalau kita bicara soal Sumpah Pemuda itu juga pemersatu kita. Tonggak sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh generasi muda kita. Sumpah atau janji itu bahwa kita bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu, dalam konteks kekinian harus disikapi secara utuh dan luas. Bukan berarti berbahasa satu, kita tidak boleh berbahasa Inggris kalau begitu, bukan seperti itu.

Justru apa yang kita lakukan lebih baik dari generasi sebelumnya, sehingga kita bisa memiliki kebanggaan dan kecintaan sebagai bangsa Indonesia. Itu esensinya. Bukan berarti tidak boleh bekerja di luar negeri karena tidak cinta Tanah Air. Tetapi dia di luar negeri berbuat yang terbaik mengharumkan citra bangsa Indonesia, dan akhirnya berkontribusi positif pada negeri ini.

Menurut Anda sebagai bagian dari pemuda, apa yang menjadi tugas utama generasi muda?

Tugas utama jelas, kita (generasi muda TNI) ingin menjaga kedaulatan negara kita, NKRI. Kita ingin menjaga integritas teritorial kita agar jangan sampai pecah-pecah. Ditambah lagi kita menjaga agar seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati kehidupan perekonomian yang baik, yang juga memiliki kebebasan, dalam artian bebas mengekspresikan dirinya dalam konteks negara demokrasi yang semakin maju dan beradab.

Demokrasi beradab ini bisa dijelaskan lebih lanjut?

Kata beradab ini penting karena tidak ada ukurannya seberapa negara itu beradab, kita terus mengejar. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia, artinya bukan hanya menjadi modern tapi juga berbudi pekerti luhur, sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan oleh para leluhur pendahulu kita.

Bagaimana Anda melihat globalisasi. Seperti apa generasi muda harus menyikapinya?

Tidak bisa menunggu, buat apa menunggu waktu. Zaman semakin cepat. Sepuluh tahun lalu kita tidak bisa membayangkan bagaimana dunia kita sekarang seperti apa. Sepuluh tahun mendatang (akan) luar biasa, lebih kompleks lagi.

Dua puluh tahun mendatang (lebih) luar biasa dinamikanya, kalau kita tidak siap, maka kita hanya menjadi penonton. Lebih buruk lagi kita bisa jadi pecundang. Kita tidak bisa retreat atau mundur dari (era) globalisasi. Justru kita harus cerdas bagaimana melihat peluang yang ditawarkan globalisasi di abad 21.

Kalau kita tidak punya pemahaman itu maka kita menolak mentah-mentah, karena kita takut keluar dari zona kenyamanan atau comfort zone. Karena kita ingin Indonesia saja, tapi tidak bisa karena semua saling terhubung.

Kalau kita bisa menjadi bagian dari konektivitas yang semakin luas dan semakin dalam tadi, maka justru dengan sendirinya kita bisa menarik peluang ke dalam negeri yang pada akhirnya bisa dirasakan bagi masyarakat luas secara umum.

Tapi generasi muda kita masih suka tawuran?

Tawuran tidak sepatutnya harus terjadi, di alam demokrasi ini segala sesuatu permasalahan bisa dikomunikasikan, dicarikan solusinya. Kita harus bisa mengendalikan solusi, saya tahu generasi muda masih mencari jadi dirinya. Tapi ingat, harus disalurkan dengan baik. Peran keluarga penting, peran sekolah penting, peran civil society seperti pemuka agama, tokoh masyarakat, dan sebagainya harus bisa menjadikan masyarakat yang rukun.

Dengan kondisi saat ini, apakah masih bisa generasi muda kita bersaing?

Pasti. Karena Indonesia masih bisa bersaing, dan pemuda tidak kalah bahkan masih bisa unggul dengan negera-negara lain.

(mad/mad) detiknews.com

Belajar Koperasi Ke Venezuela

Dulu, siapa mau belajar koperasi, datanglah ke Skandinavia (Denmark, Swedia, dan Norwegia). Bung Hatta melakukan hal itu pada tahun 1925. Sekarang, anda bisa belajar koperasi di negara-negara Amerika Latin. Khususnya: Venezuela!
Venezuela sedang menjalankan revolusi. Menariknya, dalam kerangka revolusi di lapangan ekonomi, Chavez telah menekankan koperasi sebagai salah satu alatnya. Bagi Venezuela, salah satu aspek revolusi adalah demokrasi ekonomi. Dan, salah satu wujud demokrasi ekonomi ini adalah pemilikan alat-alat produksi di tangan rakyat. Koperasi adalah salah satu alatnya.
Sebelum Chavez berkuasa di tahun 1998, jumlah koperasi di Venezuela hanya 762 unit. Sebagian besar koperasi dilibas oleh kebijakan neoliberal di bawah pemerintahan Carlos Andres Perez. Ia menjadi Presiden Venezuela selama dua periode: 1974-1979 dan 1989-1993. Dalam dua dekade di bawah rezim neoliberal, PDB Venezuela meluncur bebas ke bawah. Kesenjangan sosial melebar. Hampir 80% penduduk hidup dalam kemiskinan dan separuh angkatan kerja terlempar ke sektor informal.
Chavez berkuasa pada tahun 1998. Setahun kemudian, tepatnya 1999, sebuah konstitusi baru sudah dibuat: konstitusi Bolivarian. Bagi rakyat Venezuela, konstitusi Bolivarian telah mengembalikan hak-hak rakyat Venezuela. Tak hanya itu, konstitusi juga menjamin partisipasi rakyat dalam ekonomi dan politik.
Konstitusi Bolivarian menjamin setiap rakyat Venezuela, baik laki-laki maupun perempuan, untuk terlibat dalam memutuskan, mengeksekusi (menjalankan), dan mengontrol kebijakan publik. Pada pasal 118 dan 308 ditegaskan, negara harus aktif mempromosikan dan melindungi koperasi.
Tahun 2001, Chavez mulai meluncurkan program koperasi. Ia mengeluarkan UU khusus soal koperasi, dimana koperasi diletakkan sebagai alat inklusi sosial. Lalu, pemerintah mulai menggelontorkan pinjaman tanpa bunga dan menghapus pajak untuk koperasi.
Berkat UU itu, koperasi langsung tumbuh di Venezuela: hampir 1000-an koperasi pada tahun 2001, dan kemudian meningkat menjadi 2000-an tahun berikut. Lalu, pada tahun 2003, koperasi Venezuela sudah berjumlah 8000-an.
Di bidang pertanian, koperasi juga dipromosikan. UU pertanahan disahkan pada tahun 2001, dan itu memberikan legitimasi hukum kepada rakyat untuk menduduki tanah-tanah kosong di seluruh negeri. Pada awalnya, ketika rakyat menduduki tanah-tanah itu, tuan tanah dan milisi bersenjata melawan. Banyak petani yang menjadi korban. Pemerintah pun turun tangan untuk mengatasi hal itu.
Begitu petani berhasil menduduki tanah, pemerintah mendorong mereka segera membentuk koperasi-koperasi. Pada tahun 2004, ada 945,517 orang petani yang sudah bergabung dalam asosiasi koperasi. Lalu, 5 juta hektar tanah didistribusikan kepada 116.000 keluarga petani di dalam koperasi.
Pada tahun 2004, pemerintahan Chavez meluncurkan program Misión Vuelvan Caras, yakni sebuah program yang berusaha memfasilitasi rakyat Venezuela agar bisa berproduksi dan keluar dari kemiskinan. Program ini juga melatih jutaaan rakyat Venezuela agar mereka punya keterampilan dan pengetahuan.
Sebagian besar alumnus dari Misión Vuelvan Caras didorong untuk mengorganisir uni-unit produksi di komunitasnya. Alhasil, puluhan ribu koperasi baru pun berdiri. Pada tahun 2007, program ini diubah menjadi “Mission Che Guevara”. Selain menekankan pendidikan, Mission Che Guevara juga mendorong pesertanya untuk memahami konsep Perusahaan Produksi Sosial (EPS), yakni sebuah pengorganisasin unit produksi yang berorientasi sosial (rakyat), partisipatif, dan demokratis.
Antara Maret 2004 hingga Agustus 2007, “Mission Che Guevara” menghasilkan 670 ribu luluasan. Dan, sekalipun tidak ditekankan untuk membangun koperasi, luluasan itu telah membangun lebih dari 10.000 koperasi baru.
Pada tahun 2004, pemerintahan Chavez juga membentuk kementerian khusus untuk menangani ekonomi rakyat, yaitu Kementerian Ekonomi Kerakyatan (MINEP). Kementerian inilah yang mempromosikan pembangunan usaha mikro, koperasi, dan unit-unit produksi mandiri lainnya. Mereka pula yang menyalurkan kredit, melatih (melalui program Misión Vuelvan Caras), dan lain-lain.
Meski demikian, seperti diakui SUNACOOP (lembaga pengawas koperasi), proyek koperasi di Venezuela masih terbelit banyak hambatan, seperti kurangnya pemahaman soal nilai-nilai ideologis koperasi, kemampuan administrasi, pengambilan keputusan yang tidak demokratis, dan lain-lain.
Venezuela memang tak mau membangun koperasi abal-abal. Seperti kritik marxis terkenal Jerman, Rosa Luxemburg, koperasi tak bisa diharapkan sebagai alternatif terhadap kapitalisme. Sebab, kata dia, koperasi tidak menentang kapitalisme dalam praktek ekonominya (koperasi tetap beroperasi dalam pasar berbasikan permintaan dan penawaran pasar, mengejar keuntungan, dan ada kompetisi).
Venezuela tak mau konsep koperasi itu. Karena itu, Venezuela mempromosikan koperasi alternatif, yang berbasiskan partisipasi, demokrasi di tempat kerja, dan menempatkan pemenuhan kebutuhan rakyat sebagai prioritas. Karena itu, sebagian besar koperasi diintegrasikan dalam dewan-dewan komunal.
Koperasi sedang tumbuh di Venezuela. Pada tahun 2008, jumlah koperasi di Venezuela sudah mencapai 62,879, yang menghimpun 873,000 anggota. Ini dianggap yang terbesar di Amerika Latin.
Ini baru awal dari sebuah kesuksesan. Banyak kesulitan dan tantangan pula yang menyertainya. Chavez percaya pada kata-kata gurunya, Simon Bolivar: Jika kita tidak mencoba, maka kita telah membuat kesalahan. Dan Venezuela sudah mencobanya!
Kusno, anggota biasa Partai Rakyat Demokratik (PRD)

Minggu, 11 November 2012

Definisi Budaya Politik

     Setiap bangsa pasti memiliki suatu budaya politik. Secara terninologis Budaya politik adalah suatu nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat, namun setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya. Sedangkan menurut para ahli, yaitu :

-Almond and Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya serta sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Lebih kepada mengidentifikasikan diri dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan.

-Alan R Ball , Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu politik.

Seacara umum dapat disimpulkan bahwa budaya politik adalah bagian dari ciri-ciri yang khas meliputi legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan, kegiatan partai politik, pelaku aparat negara serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.

Adapun komponen-komponen dalam budaya politik, menurut Almond dan verba, yaitu :

  1. Orientasi kognitif  : berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan gejala kewajibannya serta input dan output.
  2. Orientasi afektif : perasaan terhadap sistem politik pada aktor dan penampilnya.
  3. Orientasi evaluatif : keputusan dan pendapat tentang objek-objek politik secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan.
Selain itu, terdapat beberapa tipe budaya politik, yaitu :
  1. Militan : perbedaan dijadikan usaha jahat dan menentang bukan mencari alternatif. Bila terjadi krisis yang dicari adalah kambing hitam, bukan peraturan yang salah dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
  2. Toleransi : berpusat pada pemikiran masalah atau ide yang harus dinilai, membuka pintu kerjasama, sikap netral dan kritis terhadap ide orang tapi bukan curiga. Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel Almond  mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut :
a.       Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif rendah).
b.      Budaya politik kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif. 
 c.      Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang    ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.

Senin, 05 November 2012

MISTERI BANGSA TROY

Troy merupakan sebuah kota kuno dalam kitab Iliad,epik terkenal karangan penyair Yunani kuno Homer. Kota dan peradaban ini pernah dianggap sebagai mitos dan khayalan semata, sama persis dengan kisah-kisah tentang peradaban Atlantis dan Lemuria.
Namun pandangan tersebut akhirnya tumbang,bermula setelah seorang cendekiawan Inggris, Charles McClaren,pada tahun 1822 berpendapat bahwa Troy yang dimaksud Homer kemungkinan besar berada di Turki.Dia menunjuk sebuah gundukan tanah luas yang disebut Hisarlik dekat Dardanella,yaitu sebuah kawasan di laut sempit yang menghubungkan Laut hitam dan Aegea.
Setelah itu seorang arkeolog Jerman,Heinrich Schiliemann,mulai mengadakan penggalian terhadap gundukan di Hisarlik pada tahun 1871. Baru pada 1873,Schliemann berhasil menemukan sisa-sisa sebuah kota yang sangat kuno yang ia percayai sebagai reruntuhan peradaban Troy.
Selain itu,ia bersama para krunya juga menemukan harta karun emas dan perak yang ia sebut sebagai harta karun Priam,sesuai dengan legenda Raja Troy yaitu Priam yang disebutkan dalam epik karangan Homer, Iliad. Namun sayangnya,harta-harta karun tersebut malah ia selundupkan keluar Turki untuk membawanya ke Eropa.
Sembilan Lapisan Kota Troy yang telah porak-poranda Pada tahun 1876,Schliemann kembali melakukan penggalian di kawasan Mycenae,Yunani.Dia menemukan apa yang dia pikirkan sebagai makam Agamemnon,seorang Raja musuh bangsa Troy dalam Epik Iliad.
Baru pada tahun 1890-an,Wilhem Dorpfield menunjukkan bahwa gundukan di kawasan
Hisarlik tersusun dari sembilan lapisan sisa-sisa kota,dari penemuan ini bisa kita ketahui bahwa sangat tua umur peradaban Troy itu,mungkin berada satu era dengan peradaban Atlantis.
Lebih lanjutnya ia mengatakan kemungkinan peradaban tersebut berakhir dengan sempurna dikarenakan kota ini dihancurkan oleh gempa bumi dan air bah dasyat yang terjadi selama sembilan kali.Setiap orang yang selamat kembali membangun di atas reruntuhan kota tersebut. Schliemann menganggap bahwa Troy yang dikatakan oleh Homer mungkin adalah Troy II (2), yaitu lapisan reruntuhan kota ke-dua dari bawah. Sedangkan menurut Dorpfield berpendapat itu adalah Troy ke-VI. Masa Troy 5 menurut para peneliti mungkin berasal dari zaman perunggu (sekitar 3000 SM-1900 SM),sedangkan sampai saat ini belum ada penjelasan mengenai Peradaban Troy keberapakah yang dimaksudkan Homer dalam Iliad-nya.Yang pastinya peradaban tersebut mungkin benar adanya berasal dari era ke-2/ke-3 yaitu ketika berada di zaman es 11.000-10.000 tahun yang lalu.
Sekarang, teka-teki suatu peradaban yang dulunya dianggap hanyalah sebuah mitos telah berhasil dipecahkan dan ditemui kebenarannya,tinggal menunggu perkembangan dari pencarian reruntuhan terhadap peradaban Atlantis dan Lemuria.

 :http://vanos.student.umm.ac.id

Sabtu, 13 Oktober 2012

STEP BY STEP

If you're going down recently, listen this song from the Voice one and only Whitney Houston. you can feel her range power, notes, and her soul. futhermore if you know its mean. So, don't trivial small thing.

 Well there's a bridge and there's a river that I still must cross

As I'm going on my journey

Oh, I might be lost



And there's a road I have to follow, a place I have to go

Well no-one told me just how to get there

But when I get there I'll know

'cause I'm taking it

  Chorus:

Step By Step, Bit by Bit,

Stone By Stone (Yeah), Brick by Brick (Oh, yeah)

Step By Step, Day By Day, Mile by mile (ooh, ooh, ooh)



And this old road is rough and ruined

So many dangers along the way

So many burdens might fall upon me

So many troubles that I have to face



Oh, but I won't let my spirit fail me

Oh, I won't let my spirit go

Until I get to my destination

I'm gonna take it slowly 'cause I'm making it mine



Chorus:

Step By Step (you know I'm taking it), bit by bit (bit by bit, come move),

stone by stone (yeah), brick by brick (brick by brick by brick by brick mmm...)

Step by step (step by step uh-huh), day by day (day by day-ee),

mile by mile (ooh), go your own way.



Say it, baby, don't give up

You got to hold on to what you got,

Oh, baby, don't give up,

You got to keep on moving on don't stop (yeah yeah).

I know you're hurting, and i know you're blue,

i know you're hurting but don't let the bad things get to you.


Chorus:

I'm taking it step by step (ohohoh), bit by bit (bit by bit come move),

stone by stone (stone by stone yeah), brick by brick (brick by brick by brick by brick),

Step by step (i'm gonna take it now),day by day (day by day-ee),

mile by mile (ooh), go your own way!



(c'mon baby got to keep moving),

i'm taking it step by step), bit by bit,

stone by stone (yeah, stone by stone), brick by brick

c'mon baby,

step by step keep on moving, day by day (day by day-ee),

mile by mile by mile by mile,go your own way,


c'mon baby got to keep moving, bit by bit (bit by bit, bit by bit)....

Senin, 27 Agustus 2012

10 Kesalahan Sains Yang Sering Beredar

Ada 10 kesalahan informasi yang kurang lengkap mengenai ilmu pengetahuan sains yang saya dapatkan dari sumber lain yaitu :
1. Water IS blue, not just because of the sky
(Air berwarna biru tidak dikarenakan hanya refleksi dari langit)

Banyak yang percaya bahwa danau dan laut berwarna biru “Hanya” karena mereka merefleksikan langit biru. Sebenarnya air tampak biru karena mereka benar-benar biru. Molekul air menyerap cahaya, dan mereka menyerap frekuensi warna merah lebih banyak dibandingkan frekuensi biru, sehingga frekuensi biru tampak dipermukaan. Efek nya kecil, jadi warna biru menjadi terlihat lebih jelas saat mengamati lapisan air yang cukup padat atau dalam. Di air asin atau mata air mineral, warna dari peluruhan mineral dapat terlihat.

Perefleksian warna langit juga memberikan peran untuk warna biru lautan, tetapi hanya saat permukaan air yang sangat tenang dan hanya saat air diamati dengan kesudutan yang kecil sekitar 10 derajat.


2. Electricity does NOT travel at the speed of light
(Electrik/listrik tidak bergerak pada kecepatan cahaya)

Banyak buku pelajaran mengklaim bahwa electricity (elektron) berjalan melalui arus kabel pada kecepatan cahaya. Faktanya adalah, energi dari elektriklah yang mengalir secara cepat (yang tetap lebih lambat dari kecepatan cahaya). Elektron, yang mempunyai massa, dapat bergerak pada kecepatan cahaya dengan menggunakan teori relativitas. Kecepatan dari muatan listrik dalam arus elektrik sangat lambat, sekitar beberapa centimeter per jam. Di tempat dimana arus elektrik dapat terlihat, seperti di dalam electrophoresis, pergerakan lambat dari pembawa muatan dapat dilihat langsung.


3. Seasons are NOT the same length
(Musim dianggap mempunyai periode waktu yang sama)
Dikarenakan bumi bergerak cepat di orbitnya saat mendekati matahari, musim panas di bagian selatan bumi/musim dingin di bagian utara bumi adalah musim terpendek waktunya, dengan musim panas di utara atau musim dingin di selatan terlama. Tetapi, perbedaannya hanya terasa beberapa hari saja, sementara di Mars dengan orbitnya yang eksentric, perbedaannya terasa besar


4. You WON’T get a cold just from low temperature
(Kau tidak akan mendapatkan Flu hanya karena udara dingin)

Telah menjadi miskonsepsi yang meluas di publik bahwa flu biasa dapat disebabkan oleh cuaca dingin. Realitasnya, flu biasa disebabkan oleh virus dan tidak ada hubungannya dengan temperatur yang rendah/dingin.


5. Saturn is NOT the only planet with rings
(Saturnus bukan satu-satunya planet yang mempunyai cincin)

Jupiter, Uranus, dan Neptunus juga mempunyai cincin di sekitarnya, meski cincin yang berada di Saturnus adalah yang paling jelas dan mudah dilihat.


6. Meteors are NOT hot when they land on Earth
(Meteor tidak panas ketika mendarat di bumi)

Saat meteor mendarat di bumi, biasanya meteor tersebut tidak panas seperti kebanyakan meteor di film-film Hollywood. Biasanya hanya hangat. Kecepatan meteor cukup untuk melumerkan permukaan terluarnya, tetapi material yang lumer dengan cepat terpisah, dan interior dari meteor tidak mempunyai waktu untuk memanas karena batu merupakan konduktor panas yang buru


7.  Clouds do NOT form because of the air’s temperature
(Awan tidak terbentuk karena pengaruh temperatur udara)

Merupakan pengetahuan yang salah bahwa awan terbentuk karena udara dingin “menampung” lebih sedikit uap air dari udara hangat. Udara tidak mempunyai kapasitas untuk menampung uap air. Hanya temperatur dari air sendiri (dan sekitarnya) yang menyebabkan kelembapan, proses kondensasi, dan kemudian pembentukan awan.


8.  People DID know earth was not flat before Columbus
(Orang-orang sudah tahu bumi itu tidak datar sebelum Columbus)

Beberapa percaya bahwa Christopher Columbus mempunyai kesusahan dalam menerima dukungan karena orang-orang eropa percaya bahwa bumi itu datar. Faktanya, para pelaut dan navigator pada saat itu tahu bahwa bumi itu bulat, tetapi (pengetahuan benar) tidak setuju dengan estimasi dari Columbus mengenai jarak ke India. Jika Amerika tidak ada, dan Columbus meneruskan perjalannya ke India yang sebenarnya, dia tidak akan dapat bertahan lama untuk mencapainya.


9.  The Great Wall of China is NOT particularly visible from space
(Tembok Besar China tidak terlihat dari ruang angkasa)

Pada saat di orbit yang rendah, Tembok Besar China dapat dilihat dari luar angkasa tetapi tidak seunik dari yang digembor-gemborkan. Dari orbit bumi yang rendah, banyak objek artifisial dapat terlihat di bumi, tidak hanya Tembok Besar China. Jalan raya, kapal di lautan, bendungan, rel kereta api, kota, persawahan, dan beberapa gedung.

Seperti yang telah diklaim bahwa Tembok Besar China adalah objek buatan manusia yang terlihat di Bulan, Astronot Apollo telah melaporkan bahwa mereka tidak melihat objek buatan manusia apapun dari bulan.


10. There is NO “dark side” of the Moon
(Tidak ada sisi gelap (yang selalu gelap) dari bulan)

Bulan dalam orbit sinkronis (synchronous orbit), ini berarti, bulan menmbutuhkan waktu yang tepat sama untuk berotasi satu kali terhadap sumbunya dengan rotasi terhadap bumi. Jadi bulan mempunyai sisi jauh/belakang/gelap/luar, karena selalu memberikan bagian permukaan yang sama ke bumi ketika berotasi. Saat bulan diperkirakan berada di antara Matahari dan Bumi, itu dalah waktu “siang” di bagian sisi jauh/luar/belakang bulan dan waktu malam untuk sisi bagian yang menghadap ke bumi. Saat Bumi di antara matahari dan Bulan, bagian yang jauh mengalami waktu “malam” dan “waktu siang” untuk bagian yang menghadap bumi.



Selasa, 10 Juli 2012

Menguak Konspirasi Jahat AS Terhadap Menteri Kesehatan Indonesia, Tentang Virus Flu Burung (H5N1)

Soulofme.com - “Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku Siti Fadilah Supari setebal 182 halaman itu. Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.”
Pada tahun 2005-2009 lalu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) membuat gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).
Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung.
Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judul It’s Time for the World to Change.
Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakukan negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung.
“Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita,” ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta.
Situs berita Australia, The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi.
Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO. “Kegerahan” itu saya tidak tanggapi, betul apa nggak, mari kita buktikan.”
“Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada, kita sudah kaya,” ujarnya.
Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2.000 buku.
“Saat ini banyak yang meminta, jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini saya sedang mencari dan membicarakan dengan penerbitan besar,” katanya.
Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua.
“Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan”, ujarnya.
“Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush,” ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.
Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.
“Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia, sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual,” katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.
Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu.
Mengubah Kebijakan apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia. Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun.
Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005. Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.
“Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The Economist.
The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika edisi Maret 2008 lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam.
Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.
Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.
Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO meminta sampel dikirim ke Hongkong?
Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO  untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.
Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung.
Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.
Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO.
Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak. Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin!
Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO.
Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS. Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui. Ternyata ini berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu? Untuk vaksin atau senjata kimia?
Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu. Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, telah memujinya!
Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.
Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara.
Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.
Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan.
Jejak Chemtrail di langit Jakarta

Jejak-jejak kimia berupa asap “tak alamiah” dari kondensasi pesawat berupa awan memanjang (chemical trails/chemtrails) yang disemprotkan pesawat asing kadang juga berisi aerosol bermuatan virus maut yang sengaja disemprotkan.
Chemtrails sering disemprotkan di atas langit Jakarta untuk “mempersiapkan” warga Jakarta dan sekitarnya “menerima” virus flu burung (H5N1) yang telah dimodifikasi.
 

PAPUA TARGET AMERIKA SETELAH LIBYA

Berita heboh terkini. Kasus di Libya hampir sama dengan kasus Timor Timur, dengan alasan HAM, Demokrasi dan PBB akhirnya Timor Timur Lepas dari Indonesia. Dibawah tekanan Australia, Amerika dan PBB atas nama HAM dan Demokrasi, akhirnya pemerintah BJ Habibie saat itu tidak sanggup lagi menghadapi tekanan politik yang bertubi-tubi dari para penjajah Kapitalis yang mengincar Minyak di celah Timor.
begitu juga dengan libya, dengan alasan HAM AS dan sekutunya menyerang pemerintahan Khadafi padahal ujung2nya ingin menguasai minyak di libya.

Menurut pengamat militer ibu Connie Rahakundini Bakrie skenario AS menyerang libya dan timur tengah sudah di rancang dari awal. karena semua negara tersebut terdapat sumber minyak bumi yang besar. Bahkan Ibu connie menambahi kalau sasaran AS selanjutnya adalah papua. 
Pernyataan ibu connie pada siaran tv one sabtu 26/3 2011 bukannya tanpa dasar. Kabar Papua menjadi target AS berikutnya sudah beredar di kalangan intelejen.

Sebuah sumber di lingkungan Departemen Luar Negeri mengungkap adanya usaha intensif dari beberapa anggota kongres dari Partai Demokrat Amerika kepada Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk membantu proses ke arah kemerdekaan Papua secara bertahap. 

Karena dengan tampilnya Presiden Barrack Obama di tahta kepresidenan Gedung Putih, praktis politik luar negeri Amerika amat diwarnai oleh haluan Partai Demokrat yang memang sangat mengedepankan soal hak-hak asasi manusia. Karena itu tidak heran jika Obama dan beberapa politisi Demokrat yang punya agenda memerdekakan Papua lepas dari Indonesia, sepertinya memang akan diberi angin.

Beberapa fakta lapangan mendukung informasi sumber kami di Departemen Luar Negeri tersebut. Betapa tidak. Dalam dua bulan terakhir ini, US House of Representatives, telah mengagendakan agar DPR Amerika tersebut mengeluarkan rancangan FOREIGN RELATION AUTHORIZATION ACT (FRAA) yang secara spesifik memuat referensi khusus mengenai Papua.
 Kalau RUU ini lolos, berarti ada beberapa elemen strategis di Washington yang memang berencana mendukung sebuah opsi untuk memerdekakan Papua secara bertahap. Dan ini berarti, sarana dan perangkat yang akan dimainkan Amerika dalam menggolkan opsi ini adalah, melalui operasi intelijen yang bersifat tertutup dan memanfaatkan jaringan bawah tanah yang sudah dibina CIA maupun intelijen Departemen Luar Negeri Amerika.

Karena itu, Departemen Luar Negeri RI haruslah siap dari sekarang untuk mengantisipasi skenario baru Amerika dalam menciptakan aksi destabilisasi di Papua. Berarti, Departemen Luar Negeri harus mulai menyadari bahwa Amerika tidak akan lagi sekadar menyerukan berbagai elemen di TNI maupun kepolisian untuk menghentikan adanya pelanggaran-pelanggaran HAM oleh aparat keamanan.

campur tangan Amerika dengan skenarionya berusaha agar Papua lepas dari NKRI. Amerika tentu punya alasan agar Papua lepas dari Indonesia, Papua adalah mutiara hitam dari timur, sebuah tanah yang kaya raya, dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya serta kandungan emas di bukit Freeport yang melimpah membuat para Kapitalis penajajah serakah ngiler dibuatnya.

Padahal kalau kita tahu pembagian royalty freeport indonesia hanya mendapat 1 %, sedangkan asing mendapat 99%.

sungguh lucu yah..
masa tukang cangkul hasilnya jauh lebih banyak dari yang punya tanah.

Alasan utama yang menjadi isu pemisahan Papua dari NKRI adalah Kemiskinan, pemerintah Indonesia yang tidak mampu mengentaskan kemiskinan di Papua menyebabkan isu-isu sparatis berkembang.

Kemiskinan Papua adalah salah satu akibat dari sistem Kapitalisme yang diterpakan di Indonesia, emas Papua yang seharusnya mampu memakmurkan rakyat Papua justru dirampok oleh Freeport dan perusahaan asing milik Kapitalis Penjajah.
Isu-isu HAM dan Demokrasilah yang sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat agar Papua bisa lepas dari NKRI, dengan isu ini diharpakan akan terjadi referendum bagi tanah Papua. Yang selanjutnya mengantarkan Papua ke arah pemisahan diri dari NKRI.

BAHAYA DIBALIK E-KTP




Rasanya baru beberapa minggu Masyarakat kota Tasikmalaya menjalankan program e-ktp. Sayapun demikian meskipun telat beberapa hari dari waktu yang dijadwalkan karena alasan sedang kuliah diluar Tasik. Akhirnya saya pun ikut mengatri berdasarkan nomor urut yang tertera. Lucunya disaat mengantri aja masih ada yang korupsi antrean mentang mentang kenal dengan si pemanggil nomor urut terlebih lagi orang kaya. Well, tapi saya gak akan membahas itu. Kali ini tentang bahaya dari e-ktp sendiri karena ada pemeriksaan sidik jari dan retina segala. Ada apa dibalik semua ini? pertanyaan itupun terus berputar-putar di benak saya saat menunggu antrian.
Pernahkah anda berfikir, kalau data-data pribadi kita yang tersimpan dalam e-KTP disimpan di mana? Apakah database di tingkat kelurahan dan kecamatan cukup aman menyimpan data pribadi kita?

Perlu diingat, yang tercantum dalam e-KTP bukan hanya data pribadi semata, tapi biometrik kita, sidik jari kita, intinya, jati diri kita seutuhnya ada dalam e-KTP. Mengutip kicauan Sekjen ICT Watch Donny BU dalam twitter-nya, dengan data biometrik, ilmu yang berkembang memungkinkan kita tau seseorang itu sakit apa, apa kelemahannya, bagaimana potensi dirinya, dll.
Salah satu yang mengusik pikiran saya selama ini ialah kemiripan e-KTP beserta chip di dalamnya dengan program The RFID Chip 666 sebagai alat kontrol zionisme yang dimasukkan ke dalam permukaan kulit manusia. Dasar pengembangan RFID untuk manusia adalah sebuah sistem yang disebut SmartCard yang memiliki microchip lithium yang berfungsi membaca data riwayat seseorang yang berhubungan secara elektronik ke pusat data pemerintah seperti informasi kesehatan, data pajak, dan jumlah tabungan serta identitas pribadi lainnya
Tujuannya sederhana, Zionis ingin melakukan kontrolisasi dan pendataan pergerakan manusia-manusia yang telah mereka incar. Dengan dimasukkannya chip ke dalam tubuh manusia, hal itu akan memudahkan mereka untuk memastikan target yang mereka incar berada dalam sebuah pengawasan “Sang mata satu”.
RFID sendiri atau Radio Frequency Identification digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. RFID tag adalah sebuah benda kecil (sebesar biji beras) yang dapat ditempelkan pada suatu barang atau produk. Hebatnya meski kecil, RFID tag berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query (semacam kemampuan untuk menampilkan suatu data dari database) yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver.
Jadi… relakah personal diri kita dan kondisi biologis kita (via biometrik) diserahkan via e-KTP kepada pihak yang kita tidak tahu siapa mereka? Data e-KTP bisa dengan mudahnya berpindah ke mana-mana, baik lewat email, flash disk, atau pun lewat jaringan Internet global bisa berpindah tangan dengan cepatnya hanya dalam hitungan sepersekian detik. Entah diterima siapa pun, termasuk yang tidak berhak atau tanpa otorisasi.
Ngerinya, akan sangat mudah bagi siapapun yang punya keterampilamn cukup, untuk mengekstrak data personal kita, apalagi jika penyimpanan database-nya tidak jelas. Kalau sudah begitu, siapa yang menjamin keamanan kita? Kemendagri-kah? DPR-kah, atau Pak SBY?
Dan parahnya, di Indonesia tak hanya masyarakatnya yang cuek dengan data privasi, tetapi juga pemerintahnya. Hingga saat ini, pengadaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik sedang berlangsung. Sosialisasi proyek berbiaya Rp5,84 triliun itu terus digalakkan.
Salah satu manfaat yang menjadi ‘jualan’ pemerintah adalah, e-KTP akan mampu berkontribusi bagi keamanan nasional, khususnya dalam menekan ruang gerak terorisme. Dengan e-KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK), identitas palsu diklaim akan segera dapat diketahui karena tertolak oleh sistem.
Keyakinan tersebut masih menjadi perdebatan, karena di era teknologi informasi yang semakin canggih, data keamanan nasional tingkat tinggi sekalipun rentan terhadap aktivitas para peretas dan pencuri data. Kasus bocornya ratusan ribu dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) oleh Wikileaks bisa menjadi contoh.
Namun pemerintah tetap yakin. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sang pemilik proyek, mengklaim e-KTP ala Indonesia tidak akan dapat ditembus serta disalahgunakan. Keyakinan itu mereka wujudkan dengan melibatkan bantuan dari 15 lembaga seperti BIN, BPPT, ITB, dan Lembaga Sandi Negara.
Satu hal yang mungkin belum menjadi concern publik dalam kaitan dengan e-KTP adalah keterlibatan L-1 Identity Solutions sebagai penyuplai perangkat perekam sidik jari atau AFIS (Automated Fingerprint Identification System) dalam proyek e-KTP di Indonesia.
Perlu diketahui, L-1, yang berbasis di Stamford, Connecticut, AS, adalah salah satu kontraktor pertahanan terbesar. Stanford Washington Research Group, dalam laporannya, menyebut L-1 sebagai pemimpin pasar internasional proyek identitas biometrik yang diperkirakan bernilai US$14 miliar selama periode 2006-2011. L-1 menebar proyek hingga ke lebih daripada 25 negara. Di AS, L-1 digandeng Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri dalam proyek visa, paspor, dan SIM.
Dari sekelumit tulisan di atas, sangat memungkinkan apabila data pribadi kita dikutip oleh negara lain. Apabila hal itu sudah terjadi, kemana lagi kita bisa bersembunyi? Karena setiap jengkal tubuh kita bisa diawasi dari jarak jauh sekalipun.
 Dan Saat ini e-KTP telah mulai meluas digunakan di hampir seluruh negara anggota Uni Eropa dan beberapa negara Asia seperti China dan India. Akankah ini betul-betul menuju sebuah tatanan yang satu, maksud yang satu, dan arah yang satu yakni sebuah tatanan dunia baru yang lazim disebut New Wolrd Order. Kita harus jeli dan terus waspada. Awasi terus program e-KTP.

Sumber; Solopos.com

Minggu, 24 Juni 2012

PILKADA (PEMILIHAN UMUM KADALUARSA)

Bulan Juli merupakan saat dimana masyarakat daerah merayakan pesta demokrasi dengan memilih beberapa kandidat yang dianggap kompeten dalam mengelola sumber daya daerah serta memecahkan beberapa masalah yang belum terselesaikan dengan masa jabatan 5tahun berdasarkan aturan UUD 1945. Ya itulah pilkada alias pemilihan umum kepala daerah dimana kota memilih walikota dan kabupaten memilih bupati.
Namun dalam pelaksanaanya membutuhkan biaya yang sangat mahal dari APBD yang bersumber dari APBN. Berikut beberapa rincian biaya pemilu.

Menurut data yang saya peroleh dari berbagai sumber untuk tingkat Pedesaan/Kelurahan ± 75.138, Kabupaten/Kotamadya ± 497, dan Provinsi 33.

1. Tingkat Pedesaan/Kelurahan     :  75.138 x          10.000.000   =       751.380.000.000
2. Tingkat Kabupaten/Kotamadya  :       497 x    70.000.000.000   =     790.000.000.000
3. Tingkat Provinsi                          :         33 x   600.000.000.000  = 19.800.000.000.000
4. Pemilihan Presiden                     :                                                =   9.000.000.000.000
                                                                                        Total         = 30.341.380.000.000 

Itu hanya memilih pemimpin dan wakilnya saja, belum DPR, DPRD, DPD yang tentunya membutuhkan dana yang sangat ekstrim dari uang rakyat, akan tetapi sedikit sekali bahkan tak ada rasanya sumbangsih mereka saat berada di tampuk kekuasaan. Semua janji-janji saat kampanye, terlupakan bahkan bisa dibilang amnesia.

 Saat kampanye tiba, banyak simpatisan atau relawan yang ikut berkampanye mendukung tiap kandidat yang berlagak "sok" dengan mengendarai motor memenuhi ruas jalan. Ini sangat mengganggu! terutama mereka yang ugal-ugalan.
Sebenarnya perlu dimaklumi, hampir sebagian besar mereka itu buta politik. Mereka ikut kampanye hanya dengan motif uang. 

Dari berbagai macam kategori, saya membagi berdarkan  sadar dan tidak akan politik. Ini hanya untuk analogi saja. Misalkan yang sadar politik 50% sedangkan yang tidak sadar 50% juga. Kedua kategori itu seharusnya memilih, namun pada kenyataannya yang dominan memilih adalah mereka yang tidak sadar akan politik yang hanya bisa dibeli dengan uang 50ribu dan kaos partai. Sehingga yang jadi incaran adalah kategori yang tidak sadar saja oleh setiap masing-masing kandidat. Inilah penyebab mengapa setiap pemimpin yang memimpin tidak bisa dengan efektif dan efisien dalam memanfaatkan jabatan mereka karena 50% orang-orang intelek menyatakan dirinya golput alias tak mau memeilih karena mereka tahu bakal seperti apa pemimpin selanjutnya alias tak ada perubahan dan semakin bobroknya perpolitikan kita yang implikasinya membuat sebagian besar orang alergi membicarakan politik. Inilah perbuatan oknum yang berjamaah itu.

Dengan melihat kondisi seperti diatas, para kaum intelek menganggap pilkada itu sudah basi atau kadaluarsa mengingat biaya yang begitu mahal dan nihilnya dukungan mereka terhadap rakyat. Ironis.